PONTIUS PILATUS




Oleh: Pdt. Roby Setiawan, Th.D.

            Dia adalah seorang gubernur Romawi yang memerintah di Yudea pd th. 26/27 – 36 M. Menurut Injil Apokripha (yakni the Gospel of Nicodemus), nama istri dari Pilatus adalah Procla.
            Pilatus-lah yang memimpin persidangan dan memutuskan perkara Yesus. Sejarah tentang dirinya kebanyakan didapat dari catatan seorang sejarawan Yahudi pada abad I yang bernama Josephus.
            Nama ‘Pontius’ adalah nama marga yang cukup umum di Italia Tengah dan Utara. Namun, nama ‘Pilatus’ sangat jarang dipakai. Nama itu bisa berarti: botak, dipersenjatai dengan lembing, berbulu kasar atau brewok.
            Menurut sejarawan Philo, Pilatus pernah memiliki hubungan politis dengan seorang komandan dari ajudan kaisar Romawi. Ia mungkin pernah menjadi anak didik dari seorang konsul Romawi pada th 17 M. Sebagai seorang pegawai negeri Romawi yang ahli dalam menunggang kuda, Pilatus pernah menjadi seorang pemimpin militer dari pasukan Romawi sebelum menjadi gubernur di Yudea.
            Sebagai gubernur, ia membentuk 5 kelompok pasukan pejalan kaki dan satu resimen pasukan berkuda. Jumlah mereka semua adalah 5000 orang. Pasukan sebanyak itu sebenarnya agar berlebihan bagi satu daerah yang tidak besar seperti Yudea. Pilatus berkuasa mutlak di Yudea dan menjadikan kota Kaisarea (bukan Yerusalem) sebagai pusat administratifnya.
            Ada satu insiden yang terjadi pada awal pemerintahannya di Yudea. Pilatus menaruh perisai-perisai yang diberi gambar persembahan kepada kaisar yang ditempelkan pada tembok rumahnya di Yerusalem. Perbuatan tsb membuat marah para pemimpin Yahudi yang mengirim satu tim untuk menghadap kaisar Tiberius. Lalu, sang kaisar memerintahkan Pilatus untuk memindahkan perisai-perisai itu ke kuil Augustus di Kaisarea.
            Kemudian terjadi lagi insiden lain yang dilakukan oleh Pilatus. Pertama, ia mengirimkan satu unit militer ke Yerusalem. Penduduk kota itu mengadakan perlawanan karena para pasukan tsb membawa panji-panji yang diberi gambar kaisar yang tidak boleh ada di dalam Kota Suci itu. Ada juga yang mengatakan, bahwa Pilatus menaruh patung kekaisaran di Bait Allah, padahal hal tsb sangat ditentang oleh kepercayaan masyarakat Yahudi. Pada awalnya, Pilatus menolak untuk menyingkirkan simbol-simbol tsb. Setelah memamerkan kekuatan militernya, akhirnya Pilatus menyerah juga pada tekanan demonstrasi massa Yahudi.
            Kemudian, Pilatus mencoba untuk mengambil hati rakyat Yudea dengan membuat saluran air ke Yerusalem. Namun, pembiayaannya diambil dari kas Bait Allah. Hal ini kembali menimbulkan gelombang demonstrasi yang keras. Untuk menghalau massa, Pilatus memerintahkan para prajuritnya untuk menggunakan tongkat-tongkat kecil, bukan pedang. Namun, rupanya perintah itu tidak dihiraukan oleh para prajuritnya, sehingga sebagian penduduk Yerusalem terbunuh. Peristiwa ini disinggung dalam Lukas 13:1.
            Dari Injil Apocrypha, yakni Gospel of Nicodemus diceritakan bagaimana tokoh-tokoh agama Yahudi, di hadapan Pilatus, menuding Yesus dengan tuduhan sbb.: pertama, Engkau lahir karena zinah. Kedua, kelahiranMu mengakibatkan kematian anak-anak di Bethlehem. Ketiga, ayahMu Yusuf dan mamaMu Maria melarikan diri ke Mesir karena mereka dianggap sebagai tidak dipandang di kalangan orang Israel.”
            Kemudian 12 orang tampil di hadapan Pilatus untuk meneguhkan, bahwa Yusuf dan Maria benar-benar menikah, oleh karena itu kelahiran Yesus adalah sah. Ada sejumlah kesaksian lain yang mencoba untuk membela Yesus, termasuk kesaksian dari Nikodemus dan Bernice (Latin: Veronica), seorang wanita yang disembuhkan Yesus dari pendarahan.
            Namun, Pilatus dipaksa oleh mayoritas orang Yahudi yang hadir di hadapannya, dan memintanya untuk menyalibkan Yesus. Pilatus menempatkan Yesus di antara dua penjahat yang bernama: Dysmas dan Gestas. Prajurit yang menusuk lambung Yesus dengan tombak bernama Longinus.
            Pada tahun ke-10 masa pemerintahannya, Pilatus berencana untuk menumpas sekelompok masyarakat Yahudi fanatik yang berkumpul di Samaria untuk menggali bejana-bejana kudus dari jaman Musa yang katanya tertimbun di gunung Gerizim. Secara tiba-tiba, kumpulan orang Yahudi tsb diserang oleh tentara-tentara Pilatus sehingga banyak orang terbunuh, dan mereka yang luput-pun dihukum mati. Kejadian tsb mengakibatkan Dewan Kota Samaria mengadukan perbuatan Pilatus kepada atasannya, yakni gubernur Romawi di Syria. Akibatnya, Pilatus ditarik ke kota Roma untuk diadili oleh sang kaisar.
            Kejadian itu rupanya mengakhiri karier politis Pilatus. Dia tiba di kota Roma setelah kematian kaisar Tiberius yang menyukainya. Menurut tradisi Kristen yang ditulis oleh Eusebius, Pilatus akhirnya dibuang ke suatu tempat pengasingan yang bernama Vienna-on-Rhone dan mati di sana. Sebagaimana kebiasaan pada waktu itu, Pilatus kemungkinan membunuh dirinya setelah pemeriksaan pengadilan dan vonis yang dijatuhkan kepadanya.
            Memperhatikan kisah Pilatus, teringatlah kita akan ayat yang ditulis oleh rasul Paulus, “Dosa sebagian orang, sebelum diadili, sudah kelihatan dengan jelas. Tetapi dosa orang lain baru diketahui sesudahnya....Dan yang tidak mudah kelihatan sekalipun, tidak bisa terus tersembunyi” (1 Tim. 5:24-25, terj. Sehari-hari). 
0 Komentar untuk "PONTIUS PILATUS "

Back To Top