Terpesona dengan Ajaran
Pdt. Yesaya Pariadji
Bp. Yesaya
Pariadji menjadi Kristen setelah berusia di atas 45 th. Sebelumnya ia pernah
memiliki lebih dari 10 apotek di Jabotabek. Pada suatu saat ia mengalami kelumpuhan
namun disembuhkan. Kemudian, ia menjadi Kristen bahkan aktif dalam pelayanan.
Seluruh apotiknya dijual untuk membangun gereja.
Tentunya ada hal-hal positip dari pelayanannya yang
dipakai Tuhan untuk mengembangkan KerajaanNya di Indonesia. Namun, ada beberapa
penekanan ajarannya yang bisa menyesatkan umat Tuhan, sehingga penulis
menyebutnya sebagai ‘Injil yang lain’. Mari
kita pelajari berikut ini.
1. Doktrin Allah Tritunggal yang Keliru
Pdt. Pariadji: “pada saat itu juga saya gemetar, dan takut
digandeng malaikat menuju ke awan-awan, dan diperhadapkan dengan Tuhan Yesus
sebagai Allah Bapa” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi III / Tahun I, hal 40.
“... diperlihatkan
kemuliaan Tuhan Yesus, keagungan Tuhan Yesus sebagai Allah Bapa, sebagai
Allah Bapa yang Maha Kuasa, ...” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / Tahun II,
hal 7.
Tanggapan:
Ajaran tsb tentulah keliru! Ketika Tuhan Yesus
dibaptiskan, ketiga Pribadi Allah Tritunggal dinyatakan secara jelas: ada Pribadi
Sang Anak yang dibaptiskan; ada Pribadi Allah Bapa yang berkata “inilah AnakKu yang
Kukasihi”, dan ada Pribadi Roh Kudus dalam bentuk burung merpati (Mat.
3:16-17). Jadi, Pribadi Tuhan Yesus
BUKANLAH Pribadi Allah Bapa.
2. Doktrin Keselamatan yang Keliru
Pdt. Pariadji: “Setelah saya baca Alkitab maka saya disayangi
Tuhan” (Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 11).
“Tuhan Yesus memerintahkan saya untuk mengatakan
apa yang saya dengar di Sorga; harus saya sampaikan. Untuk menyerukan dan menyampaikan, bahwa kita semua, Anda semua, agar
bisa melewati pintu Sorga, dituntut untuk berpikir yang kudus, berkata yang kudus, harus kudus segala perbuatan dan tingkah
laku kita”–‘Majalah Tiberias’, Edisi IV / Tahun II,, hal 7.
“tangan
Tuhan Yesus menunjuk suatu buku yang sangat besar, ... saya mendengar kalimat,
suaraNya: Pariadji, lihat ... namamu tercacat di Sorga sebagai warga Kerajaan
Sorga ... Satu halaman dengan istrimu, Etty Darniaty ... Mengapa nama saya dan
nama istri saya tercatat sebagai warga Kerajaan Sorga?
Kalimat yang kedua, Tuhan Yesus berkata kepada
saya: Karena kamu bisa menjadi seorang imam yang kudus di dalam rumah
tanggamu” (‘Majalah Tiberias’,
Edisi II / Tahun I, hal 8).
“Saya dan istri memang tercatat sebagai warga
Kerajaan Sorga. Kami memperoleh janji yang sangat indah, kami dijanjikan akan
diundang ke Sorga, karena kami berjanji hidup yang suci di dalam rumah
tangga kami” (‘Majalah
Tiberias’, Edisi IV / Tahun II, hal 6).
“siapapun yang tidak hidup di dalam kekudusan, siapapun yang tidak hidup suci, jangan
berharap untuk bisa mengerti Firman Allah, ... Lebih-lebih jangan berharap
untuk dicatat sebagai warga Kerajaan Sorga” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi II / Tahun I, hal 35.
Tanggapan:
Ajaran tsb menekankan pada doktrin keselamatan yang
berdasarkan perbuatan baik. Padahal rasul Paulus dengan jelas menuliskan, “Jika demikian, apakah dasarnya untuk
bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan
berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan
bukan karena ia melakukan hukum Taurat” (Roma 3:27-28).
3.
Ajaran
Sakramen yang Keliru
Pdt. Pariadji: “Untuk dimeteraikan sebagai warga Kerajaan
Sorga, kita harus melakukan baptisan yang benar, dan sakramen-sakramen yang
suci dan kudus, yang benar, yang benar-benar sesuai kehendak Allah. Dan
sakramen-sakramen yang benar akan diberikan tanda-tanda yang penuh kuasa dan mukjizat-mukjizat
Allah” - ‘Majalah
Tiberias’, Edisi II / Tahun I, hal 8.
Tanggapan:
Bagaimana dengan penjahat di samping salib Yesus
yang bertobat? Ia tidak pernah dan tidak sempat dibaptis apalagi menikmati
perjamuan kudus, namun Tuhan dengan tegas memastikan keselamatannya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk.
23:43).
Pdt. Pariadji: “Pada saat Anda dibaptis, Anda
dimeteraikan oleh Roh Kudus sebagai warga Kerajaan Sorga” - ‘Majalah Tiberias’,
Edisi IV / Tahun II, hal 8.
Tanggapan:
Seseorang dimeteraikan oleh Roh Kudus pada saat ia
percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat, bukan pada saat ia dibaptis (Ef.
1:13-14). Kalau pemeteraian Roh
Kudus terjadi karena baptisan, maka hal tsb menyatakan bahwa keselamatan berdasarkan perbuatan baik.
Pariadji: “Untuk menjadi warga Kerajaan Sorga, anda harus dibaptis selam
sesuai dengan firman Tuhan. (Yohanes 3:5)” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V /
Tahun II, hal 38.
Tanggapan:
Gereja yang mempraktekkan baptisan selam biasanya
memakai kata baptizw (baptizo) yang
berarti: menyelam dan mencelupkan ke dalam air (Luk. 16:24; Yoh. 13:26; Wah.
19:13).
Namun, kata Yunani bapto atau baptizo tidak
selalu berarti ‘mencelup’, misalnya di dalam Lukas 11:38, “Orang
Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci
(EBAPTISTHE) tanganNya sebelum makan”.
Kata ‘mencuci tangan’ (ebaptisthe) ala tradisi Yahudi adalah: air DICURAHKAN ke atas
punggung tangan. Jadi, tangan tidaklah dicelupkan ke dalam air.
Kata lainnya adalah ebaptisanto (ebaptisanto) di dalam 1 Kor. 10:2 yang diterjemahkan sebagai
“dibaptis dalam awan dan dalam laut”. Maksud kata itu adalah: dinaungi awan
dan terkena percikan air laut Teberau. Orang-orang Israel tentunya tidak
dicelup dalam awan dan dalam laut.
Sebelum seorang Lewi menjalankan tugas di Bait
Allah pada usia 30 tahun, ia harus mengikuti upacara pentahiran dengan cara dipercikkan
air penghapus dosa, dicukur seluruh tubuh dan mencuci pakaiannya (Bil.
8:7).
Cara Yesus dibaptiskan, menurut Pdt Pariadji,
adalah dengan diselamkan, seperti tertulis, “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar
dari air….” (Mat. 3:16).
Ayat ini oleh mereka yang mempraktekkan baptis
percik atau baptis tuang ditafsirkan sbb.: Yohanes Pembaptis adalah anak dari
imam Zakharia, jadi ia tahu metode upacara pentahiran di Bait Suci, yakni
dengan cara memercikan air penghapus dosa (Bil. 8:7).
Jadi, orang-orang yang dibaptis itu memang ‘masuk
ke air’ sungai Yordan, cuma hal tsb tidak mesti bahwa mereka ditenggelamkan ke
dalam air, tetapi mereka cukup berdiri di air, lalu Yohanes Pembaptis memercikkan air ke atas kepala mereka, atau
menuangkan air ke atas kepala mereka (cat.: sebagai lambang pencurahan Roh
Kudus).
Bagaimana dengan pembaptisan sida-sida dari Etiopia
oleh Filipus? “… dan keduanya turun
ke dalam air … dan Filipus membaptis dia” (Kis. 8:38).
Kata ‘ada air’ di dalam Kis 8:36 berasal dari kata
Yunani TI HUDOR [= a certain water
/ some water (=sedikit air), sehingga tidak memungkinkan untuk mengadakan
baptis selam.
Charles
Hodge yang terkenal dengan
buku Systematic Theology-nya yang klasik itu menuliskan sbb, “Ia sedang bepergian melalui bagian padang pasir di negara itu menuju
Gaza, ketika Filipus bergabung dengannya, ‘Dan ketika mereka melanjutkan
perjalanan mereka sampai pada air tertentu (EPI TI HUDOR= kepada sedikit
air)’. Di daerah itu tidak diketahui adanya sungai yang cukup dalam untuk memungkinkan penyelaman seorang manusia.”[1]
Kis 8:38-39 dituliskan kata ‘turun
ke dalam air ... keluar dari air’. Apakah ini menunjuk pada baptisan selam? Seperti
pada baptisan Yesus, istilah ini mempunyai dua kemungkinan arti, yaitu:
a.
Sida-sida itu
betul-betul terendam total, lalu keluar dari air.
b.
Sida-sida itu turun ke
dalam air yang hanya sampai pada lutut atau mata kakinya, lalu keluar dari air.
Untuk mengetahui yang mana yang benar, kita perlu
memperhatikan Kis 8:38-39, “dan keduanya turun ke dalam air, baik
Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka
keluar dari air, ...”.
Kalau istilah ‘turun ke dalam air’ dan ‘keluar dari
air’ diartikan sebagai baptisan selam, itu berarti bahwa Filipus, sebagai orang
yang membaptis, juga ikut diselam! Ini jelas tidak mungkin. Jadi dari kedua
kemungkinan di atas, yang benar adalah kemungkinan kedua.
Lalu, metode baptisan apa yang benar: selam, percik
atau tuang? Metode TIDAKLAH
PENTING! Yang terpenting, baptisan tsb harus dilakukan di dalam iman kepada
Allah Tritunggal dan makna rohaninya harus dipahami dan dilakukan, yakni:
meninggalkan hidup yang lama dan masuk ke dalam hidup yang baru di dalam
Kristus (Mat. 28:18-20; Roma 6:1-4).
4.
Bertentangan dengan Prinsip Reformasi
‘Sola Scriptura’ (Hanya Alkitab)
Pdt. Pariadji: “Saya diperintahkan untuk mempelajari kisah nabi-nabi besar yang
menjadi sahabat-sahabat Allah, yang akrab dengan Allah. Dengan sendirinya untuk
disampaikan kepada anda. Saya mempelajari bagaimana kisah nabi Henokh diangkat
ke Sorga, melalui kitab-kitab lain, atau kitab-kitab Talmud bangsa
Israel. Disebutkan, Allah memberi perintah untuk mengurapi Henokh dengan minyak
urapan, sebelum menghadap tahta Allah. Nabi Yesaya diangkat ke Sorga sebelum
dipanggil untuk melayani” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / Tahun II, hal 10.
“Maka diwaktu saya membaca kitab Talmud, Yesaya
itu menulis lebih dari 90 pasal. Misalnya, di waktu Yesaya ketemu Henokh di
Sorga kemudian bagaimana Henokh bercerita pada Yesaya bahwa dia waktu masuk
pintu Sorga maka Allah yang Mahakuasa memanggil Michael kataNya: ‘Michael,
Michael, urapi hambaKu Henokh baru boleh dia menghadap kepadaKu’.
“Jadi urapi dengan apa? Dengan minyak urapan. Jadi
orang-orang Yahudi pada waktu itu percaya pada minyak urapan. ... Jadi bila
dulu Henokh diurapi maka saya percaya kalau minyak urapan itu penuh kuasa. ...
Maka saya mengutip dari kitab bangsa Yahudi yaitu Henokh diurapi Tuhan dengan
minyak urapan itu baru dia bisa menghadap ke tahta Allah” (‘Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 14).
“Henokh pernah bertanya kepada Tuhan, kalau
orang mati itu rohnya mau kemana? Ternyata dia diperlihatkan alam roh dimana
alam roh ada Sorga, ada Nerakanya, ada banyak Malaikat dan banyak setannya
juga. Maka itu saya penasaran lagi, hingga saya cari bukunya Henokh dan
puji Tuhan, saya mendapatkannya. Disitu dikatakan, bahwa Henokh diangkat oleh
Tuhan bersama tubuhnya untuk diperlihatkan Sorga, neraka, malaikat, dan setan.
Lalu dia bertanya juga pada Tuhan: ‘Tuhan kalau orang berdosa mati ditaruh di
mana?’ Maka Henokh diperlihatkan Neraka dimana orang-orang berdosa dimasukkan
ke Neraka dan diterkam oleh setan-setan” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V /
2001, hal 14.
Tanggapan:
Kitab Henokh termasuk dalam buku Apocrypha; sedangkan Talmud adalah kitab Yahudi yang tidak diakui oleh
gereja Tuhan sebagai kitab Kanonik (66 kitab dalam Alkitab). Menggunakan
kitab-kitab tsb sebagai dasar ajaran dan kehidupan Kristiani adalah hal yang menyesatkan dan bertentangan dengan prinsip Reformasi Gereja Sola
Scriptura (=hanya Alkitab).
5.
Pengalaman
‘Diangkat ke Sorga’ yang
Tidak Sesuai dengan Firman Tuhan
Pariadji: “Saya banyak membaca buku tentang orang Yahudi seperti kitab Talmud.
Disitu banyak kisah tak ditulis dalam Alkitab yang di dalamnya ditulis
pengalaman Yesaya waktu diangkat ke sorga. Saya percaya bahwa Yesaya waktu
diangkat ke Sorga pasti mempunyai banyak pengalaman karena waktu saya dulu
diangkat ke Sorga, saya juga mempunyai banyak pengalaman. Saya dikhotbahi
oleh Tuhan Yesus, saya diajari Perjamuan Kudus, saya diajari cara
membaptis yang benar dan banyak lagi hal yang diajarkan Tuhan Yesus kepada saya.
Tanggapan:
Rasul Paulus pernah
diangkat oleh Tuhan ke Firdaus, tetapi ia menceritakannya dengan sikap yang
merendah. Ia tidak memakai kata ‘saya’ tetapi kata ‘seorang Kristen’,
seperti yang tertera dalam ayat berikut ini, “Aku tahu tentang seorang
Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak
tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang
itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, --
entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang
mengetahuinya --ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar
kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang
itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan
bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku” (2 Kor. 12:2-5).
Pdt Pariadji: “Tuhan Yesus memperlihatkan kepada saya
tentang tingkat-tingkat Kerajaan Sorga. Pertama, ada taman Firdaus. Ke
dua, ada tingkat Ruang Suci. Ke tiga, tingkat ruang Maha Suci, atau di depan
takhta Allah.” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / Tahun II, hal 9.
Tanggapan:
Di dalam 2 Kor 12:2-4,
Paulus menuliskan, bahwa Firdaus adalah tingkat yang ketiga dari Sorga. Mengapa
berbeda dengan yang dituliskan oleh Pdt. Pariadji yang mengatakan, bahwa
Firdaus di tingkat pertama?
6.
Ajaran
Mistik tentang Perjamuan Kudus
Pdt. Pariadji: “Jadi kenapa orang sakit bisa sembuh dengan
menerima Perjamuan Kudus? Karena darahku telah diurapi dengan darah Yesus
yaitu otomatis darah Yesus yang mengalir dalam tubuh kita, itulah yang
menyembuhkan” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 13.
Tanggapan:
Anggur dalam Perjamuan Kudus, setelah didoakan oleh
Pendeta atau imam, tidaklah menjadi darah Kristus, tetapi hanya menunjuk
pada darahNya yang telah dicurahkan di atas salib. Dalam Perjamuan Malam
yang terakhir, Yesus berkata kepada para murid-muridNya, "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab
inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk
pengampunan dosa” (Mat. 26:27-28). Maksud dari ayat tsb, anggur yang
diminum itu menunjuk pada darahNya yang beberapa jam lagi akan dicurahkan di
atas salib untuk pengampunan dosa umatNya.
Bagaimana mungkin orang yang minum anggur perjamuan
kudus, lalu darah Yesus betul-betul mengalir dalam tubuhnya? Setelah kenaikan
Yesus ke surga, manusia Yesus (tubuh, tulang dan darahNya) berada di surga (Kis
3:21), tidak di dunia!
Pdt. Pariadji: “Vicky, dinubuatkan Pdt. Pariadji dibebaskan
daripada kutuk pisau operasi pada perutnya, dengan diberikan Perjamuan Kudus”
- ‘Majalah Tiberias’, Edisi II / Tahun I, hal 2.
Tanggapan:
Mengapa pisau operasi disebut sebagai kutuk? Apakah
Pdt. Pariadji menganggap bahwa penggunaan dokter dan obat merupakan dosa?
Padahal, Paulus sering ditemani oleh Lukas sang dokter, yang pastilah
memberikan pertolongan medis kepadanya pula (Kol. 4:14). Paulus menasehati
Timotius agar jangan minum air saja tetapi dicampurkan anggur sedikit untuk
mengobati pencernaannya yang terganggu dan tubuhnya yang lemah (1 Tim. 5:23).
Pariadji: “Ada seorang ibu yang anaknya menderita alergi hanya dengan Darah
Yesus, dengan menerima Perjamuan Kudus anak itu disembuhkan. Ada orang
yang sudah 60 tahun sakit pernafasan, tidak bisa niup padam api lilin, namanya
pak Mathias. Saya katakan saat ini Anda bisa meniup ratusan lilin. Jadi setelah
mengikuti perjamuan, saya perintahkan satu pekerja untuk menyediakan sepuluh
buah lilin untuk siap ditiup, dan kesepuluh lilin itu padam ditiupnya. Jadi
kelihatannya sangat sederhana sekali hanya dengan mengikuti sekali Perjamuan
Kudus orang sudah bisa disembuhkan dari sakit alergi, sakit bengek atau
sesak nafas” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 18.
“Jelas bahwa akal manusia tidak bisa menjangkau
kuasa Allah karena penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh ilmu manusia
dengan hanya mengikuti sekali Perjamuan Kudus bisa sembuh” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 18.
Tanggapan:
Pdt. Pariadji sendiri tidak sembuh dari ‘penyakit’-nya! Dalam foto di majalahnya, ia sendiri memakai
kacamata. Mengapa ia tidak disembuhkan dari ‘penyakit’ tersebut, padahal ia
sendiri yang memimpin perjamuan kudus?
7.
Ajaran
Mistik tentang Minyak Urapan
Pdt. Pariadji: “ada beberapa orang bersaksi anaknya ditabrak
mobil truk tidak mati, ada yang diseret mobil tidak mati karena telah diurapi
dengan minyak urapan” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 15.
“Jadi kalau orang ingin dibebaskan dari bisu,
alergi, karena alergi juga tidak bisa disembuhkan oleh manusia maka diolesi
dengan minyak urapan setiap hari” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 13.
“Theresia menderita alergi terhadap gigitan nyamuk. Hal ini
sangat menganggunya karena bekas-bekas gigitan itu menimbulkan luka dan
meninggalkan bekas pada kulitnya yang sulit hilang. Dengan kuasa Yesus melalui
Minyak Urapan yang selalu dioleskannya, ia sembuh dan tidak alergi lagi
terhadap nyamuk” - ‘Majalah
Tiberias’, Edisi V / 2001, hal 21.
Tanggapan:
Di dalam PL, minyak dipakai untuk mengurapi
orang-orang yang dilantik menjadi raja dan imam bagi bangsa Israel (Kel. 29:7;
1 Sam. 16:1). Demikian pula dengan Kemah Suci dan semua perlengkapannya diurapi
dengan minyak (Kel. 40:9). Minyak urapan adalah lambang Roh Kudus. Setelah hari
Pentakosta (Kis. 2), Roh Kudus dikaruniakan kepada setiap umatNya (Roma 8:14; Ef.
1:13-14), sehingga minyak urapan yang hanya sebagai LAMBANG TIDAK LAGI PENTING,
karena yang dilambangkannya, yakni Roh Kudus, telah dikaruniakan kepada semua
umatNya (Yoh. 14:16).
Mengapa rasul Yakobus mengajarkan agar anggota jemaat
yang sakit memanggil para penatua untuk mendoakan dan mengolesnya dengan minyak
dalam nama Tuhan? (Yak. 5:14).
Pulpit
Commentary memberi penjelasan
yang baik: pertama, minyak menunjuk pada pengobatan yang biasa dilakukan pada
waktu itu dan jaman sebelumnya (lihat Yes. 1:6; Luk. 10:34). Umat Tuhan
tidaklah dilarang untuk menggunakan obat-obatan yang juga merupakan alat dari
Tuhan untuk kesembuhan(bnd. 1 Tes. 5:23). Kedua, minyak adalah symbol dari Roh
Kudus yang memberi kekuatan dan penghiburan bagi si sakit.[2]
Namun, yang terpenting dari semuanya itu adalah doa
yang dipanjatkan di dalam iman (Yak. 5:15). Iman di sini adalah pistos yang berarti kesetiaan kepada
kehendak Allah. Orang yang beriman tidaklah memaksakan kehendaknya sendiri,
tetapi percaya kepada kehendak dan pimpinan Allah-lah yang terbaik dalam
hidupnya.
[1] Charles Hodge, Systematic
Theology, vol. 3, Part III Soteriologi, Part IV Eschatology (Grand Rapids,
MI: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1981), 535.
[2] H.D.M. Spence
and Joseph S. Exell, eds.,Pulpit Commentary,, vol. 21, “Epistle of
James”, hlm. 81..
6 Komentar untuk "Terpesona dengan Ajaran Pdt. Yesaya Pariadji"
SAYA DIGANDENG TUHAN YESUS KE SORGA (KESAKSIAN PDT. DR. YESAYA PARIADJI) http://unity-in-jesus-christ.blogspot.co.id/2016/07/saya-digandeng-tuhan-yesus-ke-sorga.html
BAGAIMANA BISA MELIHAT DAN MASUK KERAJAAN ALLAH ATAU MASUK SORGA ?
http://unity-in-jesus-christ.blogspot.co.id/2016/06/bagaimana-bisa-melihat-dan-masuk.html
PERISTIWA RAPTURE-PENGANGKATAN GEREJA (ORANG PERCAYA) http://unity-in-jesus-christ.blogspot.co.id/2017/04/peristiwa-rapture-pengangkatan-gereja.html
Dalam berdoa kita harus tinggal di dalam Tuhan Yesus Kristus, dan FirmanNya harus tinggal di dalam kita, kita berdoa, menurut kehendakNya, menurut FirmanNya. Meminta dengan Iman.
Injil Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Bagaimana tinggal di dalam Tuhan Yesus Kristus?
Tuhan Yesus Kristus katakan dalam Injil Yohanes 6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Jadi selain berdoa meninta, kita juga melakukan sakramen Perjamuan Kudus, kita tinggal di dalam Yesus dan Yesus di dalam kita. Bertobat dan minta darah-Nya membasuh dosa dosa kita
Perjamuan Kudus, Kita Tinggal di Dalam Yesus, dan Yesus dalam Kita
Kita harus meminta dengan iman, percaya Tuhan menjawab doa doa kita.
Yesus katakan dalam Injil Yohanes 14:13-14 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Yohanes 16:23b Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
Dalam meminta segala sesuatu, jangan ada dosa yang menjadi penghalang jawaban doa.
Yesaya
59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
59:3 Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.
59:4 Tidak ada yang mengajukan pengaduan dengan alasan benar, dan tidak ada yang menghakimi dengan alasan teguh; orang mengandalkan kesia-siaan dan mengucapkan dusta, orang mengandung bencana dan melahirkan kelaliman.
PERISTIWA RAPTURE-PENGANGKATAN GEREJA (ORANG PERCAYA) http://unity-in-jesus-christ.blogspot.co.id/2017/04/peristiwa-rapture-pengangkatan-gereja.html
Yesus adalah nama Allah(Bapa) dan Anak dan Roh Kudus
1.sesudah Masehi Anak dtg memberitahu nama BapaNya yaitu Yesus(Markus 9:38-40, Yoh 5:43, 10:25,17:6,17:11,1yoh 5:20)
2." Namun bagi kita hanya ada 1 Allah saja , yaitu Bapa, yg dari padaNya berasal segala sesuatu dan yg untuk Dia kita hidup, dan 1Tuhan saja,yaitu Yesus Kristus,yg oleh Nya segala segala sesuatu telah dijadikan ..(1kor 8:6)
3.sejak kapan Yesus adalah Allah ,namun bukan Bapa??
..hanya 1 Allah saja yaitu Bapa..
(Bapa, Allah bukan nama)
4.sejak kapan Bapa itu bukan Tuhan??
...Bapa,Tuhan langit dan bumi...
(mat 11:24)
Apakah ada 2 Tuhan?
Yesus adalah Tuhan.
Bapa adalah Tuhan
Tidak ada 2 Tuhan.
Bapa dipanggil sebagai Tuhan.namaNya Yesus
5.sejak kapan Allah itu bukan Tuhan??
" Allah yg telah menjadikan bumi dan segala isinya ,Ia ,yg adalah Tuhan atas langit dan bumi.."(kisah 17:24)
6.Apakah ada 2 Tuhan atas langit dan bumi??
Bapa..(mat 11:25) Dan
Allah..(kisah 17:25)??
7.Tidak ada 2 Tuhan.
Allah disebut Bapa dipanggil juga Tuhan.
8.apakah 2 yg menjadikan segala sesuatu?
Allah/Tuhan (kisah 17:24)...
Dan
Yesus (1kor 8:6) ???
9.hanya 1 yaitu Yesus yg adalah nama dari Allah/Tuhan
10.Allah/Bapa/Tuhan itu Roh
(Yoh 4:24, 2kor 3:17).
11.Roh Bapa= Roh Kudus
(Matius 10:20, Markus 13:11)
12.tetapi penghibur yaitu Roh Kudus,yg akan di utus oleh Bapa dalam namaKu ...(Yoh 14:26)
13.jikalau Penghibur yg Kuutus dari Bapa dtg, yaitu Roh KEBENARAN yg keluar dari Bapa,..(Yoh 15:26)
14. Aku akan minta kpd Bapa,dan Ia akan memberikan kpdmu seorg PENOLONG yg lain,
supaya Ia menyertai kamu selama2 nya,yaitu ROH KEBENARAN (Yoh 14:16-17)
Siapa PENOLONG dan yg menyertai kita?
Roh kebenaran=
Roh Kudus.
15....Aku menyertai kamu senantiasa sampai kpd akhir zaman (mat 28:20)
Siapa yg menyertai kita? Yesus
16....keselamatanku oleh doamu dan PERTOLONGAN Roh Yesus Kristus (filipi 1:19)
Roh Bapa=
penghibur=Penolong=Roh kebenaran=
Roh Kudus =
Roh Yesus Kristus=
Yesus
17.apakah ada pertentangan antara mat 28:19 dan kisah 2:38??
para murid taat kpd perkataan Yesus di mat 28:19
...ajarlah mereka melakukan sgla sesuatu yg telah Kuperintahkn kpdmu..
18.apa perintah Nya?
19.karna itu pergilah , jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dlm nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus..
(In the name of ...bukan in the names of..)
20.mereka ngerti bahwa:
Nama dari Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Tuhan Yesus
(kisah 2:38, 8:16,10:48,19:5)
21.kiranya Roh kebenaran yaitu Roh Kudus yaitu Roh Yesus Kristus membuka pikiran para pembaca,sehingga mengerti kitab suci.gbu