Disusun oleh: Pdt. Roby
Setiawan, Th.D.[1]
Alkitab
tidak memberitahu tanggal, bulan, dan tahun berapa persisnya manusia Yesus
dilahirkan oleh Maria. Di dalam Lukas 2:8 dikatakan bahwa para gembala tinggal
di padang pada waktu malam untuk menjaga kawanan ternak. Hal itu biasanya
dilakukan sekitar bulan April sampai bulan November. Jadi,yang jelas kelahiran
Yesus tidak terjadi pada bulan Desember.
Clemens dari Alexandria,
seorang Bapa Gereja yang dilahirkan sekitar tahun 160,[2]
memperkirakan bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Pachon, yakni tanggal 20 Mei. Namun, inipun belum pasti.
Mengapa
kita tidak mempunyai tanggal yang pasti dari kelahiran Yesus? Karena pada jaman
itu hal merayakan ulang tahun hanya dilakukan oleh orang-orang kafir (penyembah
berhala). Orang Kristen pada jaman itu tidak biasa untuk memperingati hari
ulang tahun. Satu-satunya ulang tahun yang kita baca di dalam Perjanjian Baru
adalah ulang tahun raja Herodes Antipas
(Mat. 14:6). Gereja mula-mula tidaklah merayakan kelahiran
Yesus melainkan kebangkitan-Nya.
Barulah
sekitar abad ketiga, umat Kristen di Mesir mulai merayakan Natal. Tanggalnya adalah 6 January yang
bertepatan dengan suatu hari raya umum. Sedangkan gereja di Roma
baru mulai merayakan Natal pada akhir abad keempat, dan tanggal yang dipilih
adalah 25 Desember. Dipilihnya tanggal ini adalah untuk menggantikan pesta
kafir tentang kelahiran dewa Matahari (Natalis
Solis Invicti). Mulai tanggal 25
Desember, hari-hari di daratan Eropa menjadi lebih panjang, karena sinar
matahari kembali ke belahan bumi bagian Utara.
Tahun
berapakah Yesus dilahirkan? Tentang tahunnya-pun kita tidak pasti. Di dalam
Matius 2:1 dikatakan bahwa Yesus dilahirkan pada jaman raja Herodes Agung yang
hidup dari tahun 73 – 4 SM.[3]
Jadi, sudah pasti kelahiran Yesus terjadi sebelum tahun 4 SM, yakni sebelum
raja Herodes Agung wafat.[4]
Di
dalam Lukas 2:1-2 disebutkan nama kaisar Augustus
dan Kirenius sebagai wali negeri (hegemoneuontos) dari Siria. Kata Yunani hegemoneuontos tidak harus diterjemahkan
sebagai “gubernur” tetapi “memerintah”. Jadi kalimatnya bisa berbunyi, “Ketika Kirenius memerintah Syria”.
Pada waktu itu, Yudea adalah bagian dari propinsi Siria.
Jadi,
sebenarnya yang menjadi gubernur di Syria pada waktu itu adalah Sentius Saturninus (th. 9-6 SM). Namun,
Saturninus memberikan tugas khusus kepada kepada Kirenius (cat.: nama lainnya
adalah Quirinius), yang pada waktu
itu menjadi duta kaisar di Siria-Silisia, untuk mengadakan sensus di Siria.
Pada waktu itu, sensus penduduk diadakan 14 tahun sekali; dan biasanya memakan
waktu sekitar 1 tahun. Menurut catatan
sejarah, sensus yang tercatat di dalam Lukas 2:1-2 adalah pada tahun 8 SM.
Jadi, kemungkinan Yesus lahir pada tahun 7 atau 6 SM.[5]
Lalu
bagaimana men-sinkron-kannya dengan kalendar Masehi? Bukankah menurut
perhitungan kalendar Masehi, Yesus dilahirkan pada tahun 0 Masehi? Menurut
Andar Ismail, sebelum kalendar Masehi dibuat, kekaisaran Romawi memakai
kalendar berdasarkan tahun berdirinya kota Roma. Tahun Romawi itu disebut AUC yang adalah singkatan dari Ab Urbe Condita: sejak berdirinya kota
(Roma).
Kemudian
pada abad ke-6, seorang rahib bernama Dionisius
Exigius membuat kalendar baru atas perintah kaisar Justinian. Rahib Dionisius
mengganti perhitungan tahun Romawi dengan tahun Masehi yang dimulai dari
kelahiran Yesus. Namun, pada kemudian hari barulah diketahui bahwa sang rahib
telah salah hitung. Ia menempatkan kelahiran Yesus pada tahun 753 AUC. Padahal
seharusnya pada tahun 749 AUC atau mungkin 747 AUC. Tetapi, kekeliruan itu tidak bisa diperbaiki
lagi. Kita sudah terlanjur menggunakan tahun Masehi sekarang ini yang terlambat
beberapa tahun dari kenyataan kelahiran Yesus.[6]
[1] Pdt. Roby Setiawan
meraih gelar
Doctor of Theology in Practical Theology di Asia Baptist Graduate Theological
Seminary, Baguio City-Philippines (1996). Gelar Doktor tsb disetarakan di DIKTI Senayan-Jakarta
November 2011. Ia
sebagai Ketua Bidang Teologia &
Pengajaran Sinode GKRI (anggota
PGI & PGLII),
Ketua Umum PGKS (Persekutuan
Gereja-Gereja Kristen di Semarang), dosen pasca sarjana di beberapa seminary dan perintis serta gembala GKRI Roti Hidup, Semarang.
[2]Robert A. Baker, A Summary of Christian
History, revised by John M. Landers (Nashville, TN: Broadman & Holman
Publishers, 1994), 33.
[3] Bromiley, Geoffrey W., ed., The
International Standard Bible Encyclopedia, vol. 2 (Grand Rapids, MI: Wm. B.
Eerdmans Publishing Co., 1982), s. v. “Herod”, by. H. W. Hoehner.
[4]Ibid.
[5] Ibid., vol. 4, s. v. “Quirinius”, by C. L.
Blomberg.
[6] Andar Ismail, Selamat Natal: 33 Renungan
tentang Natal (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 43.
0 Komentar untuk " Kapan Persisnya Hari Natal Itu?"