Ditulis
oleh: Pdt. Roby Setiawan, Th.D.[1]
Sebelum kita mempelajari topik ini, ada baiknya kita
lebih dahulu memahami firman Tuhan sebagai dasar untuk menilai berbagai ajaran
dunia ini. Tipuan Iblis kepada Hawa adalah, “Sekali-kali kamu tidak akan mati” (Kej. 3:4). Hal ini tetap
didengungkan oleh Iblis di dalam keyakinan tentang reinkarnasi. Namun penulis
kitab Ibrani menjawabnya, “Dan sama
seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu
dihakimi” (Ibr. 9:27).
Kemudian Iblis menyampaikan lagi kebohongannya kepada
manusia, “matamu akan terbuka” (Kej.
3:5). Hal yang sama digaungkan di dalam ajaran tentang enlightenment
(penerangan) versi Yoga yang akan kita bahas berikut ini.
Iblis mengiming-iming Hawa
dengan berkata, “kamu
akan menjadi seperti Allah” (Kej. 3:5). Ajaran New Age Movement yang menggiurkan sebagian orang ialah: kita adalah Allah.
Si ular kembali memberi
tawaran yang manis kepada manusia pertama, “tahu tentang yang baik dan yang
jahat” (Kej. 3:5). Tawaran ini digaungkan kembali dalam filsafat
relativisme yang mengatakan, bahwa tidak ada standard etika yang mutlak, semua
adalah relatif (bergantung situasi dan tujuannya).
Tuhan Yesus menawarkan damai
yang unik (berbeda yang dunia berikan). Ia berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan
kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia
kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yoh. 14:27). DamaiNya tidak
sebatas perasaan, seperti yang Yoga dan TM berikan, tetapi damai dengan Allah
karena dosa umatNya diampuni (Roma 5:1).
Meditasi ala kristiani bukan mengosongkan pikiran,
namun konsentrasi pada firman Tuhan (Maz 1:2). Pikiran yang kosong adalah
tempat kerja Setan.
Kejadian yang supranatural tidaklah identik dengan
karya Roh Kudus. Para dukun Mesir dan Simon Magus dari Samaria juga bisa
melakukannya (Kel. 7:12; Kis. 8:9).
Penguasaan diri adalah salah satu rasa dari buah Roh
Kudus (Gal. 5:23). “Orang yang sabar
melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang
merebut kota” (Ams. 16:32).
Nasehat Paulus sangat tepat dalam kaitan dengan
latihan Yoga dan TM, “Latihan badani
terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung
janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1 Tim.
4:8).
Yoga
Iklan
Yoga: “Yoga bisa meningkatkan kesehatan,
harga diri dan produktifitas, intelegensi dan kreatifitas bertambah tanpa stres
atau tekanan.” Menurut Swami
Sivananda, berbagai keuntungan dari pranayama (latihan pernafasan yoga)
mencakup: “Tubuh menjadi kuat dan sehat, pengurangan banyak lemak, muka
berkilau, mata bersinar seperti berlian; para murid yoga akan menjadi tampan
dan cantik; suara mereka menjadi manis dan merdu.”[2]
Apakah
Yoga itu? [3] Bagi
sebagian masyarakat Barat, Yoga dianggap sekedar suatu sistem latihan fisik,
suatu cara untuk menguatkan tubuh, meningkatkan fleksibilitas, bahkan
menyembuhkan dan menghindarkan diri dari berbagai penyakit fisik yg ringan.
Namun, jika menyelidiki sejarah dan filsafat Yoga,
kita akan mengetahui, bahwa yoga bukanlah sekedar suatu sistem latihan fisik
untuk kesehatan, tetapi merupakan suatu cara kuno utk mencapai pertumbuhan
rohani. Yoga adalah cara yg dilakukan di
tempat-tempat suci dan diabadikan dalam literatur suci masyarakat India.[4]
Menurut
tradisi, kata ‘yoga’ berarti: penyatuan, perpaduan dari jiwa yg terbatas (diri
yg terbatas) dengan Brahman yg tidak terbatas (diri yg kekal).[5] ‘Brahman’
digunakan dalam konsep Hindu untuk ‘Allah’ atau ‘Realita yg terakhir’. Brahman
bukanlah suatu pribadi, substansi ilahi yg melampaui, menyelubungi, dan
mendasari segala sesuatu.[6]
Latihan
dan tujuan yoga dapat ditelusuri di buku Upanishads
(mungkin ditulis antara th 1.000 – 500 SM).[7] Di dalam
Upanishad tertulis, “Satukan cahaya di
dalam dirimu dengan cahaya Brahman.”[8] Kata
‘yoga’ sering muncul di dalam Bhagavad
Gita, buku klasik Hindu yg mungkin ditulis pada abad 5 SM. Pada bab keenam,
Krishna berkata, “Kesukaan yang tertinggi
datang kepada seorang yogi ... yang menjadi satu dengan Brahman, dengan Allah.”[9]
Pada th
150 M, seorang yogi yang bernama Patanjali
mensistematiskan yoga ke dalam delapan cabang / tungkai (limbs) di dalam Yoga
Sutranya. Kedelapan dahan ini seperti tangga rumah, yang memimpin seorang yogi
dari ketidak-tahuan kepada penerangan (enlightenment).
Kedelapan dahan tsb adalah: yama
(kontrol diri), niyama (ketaatan
beragama), asana (sikap-sikap badan),
pranayama (latihan nafas), pratyahara (perasaan/sense kontrol), dharana (konsentrasi), dhyana (kotemplasi yang dalam), dan samadhi.[10]
Tanggapan dari penulis:
Menarik untuk diperhatikan, bahwa latihan sikap badan
(asana) dan pernafasan (pranayama), yang sering dianggap sebagai keseluruhan
yoga dalam masyarakat Barat, adalah step ketiga dan keempat dalam ajaran
Patanjali untuk bersatu dengan Brahman. Jadi, yoga adalah disiplin rohani jaman
kuno yg berakar dalam pada agama Hindu.
Beberapa
Jalan Yang Ditempuh Dalam Yoga[11]
1.
Bhakti Yoga: jalan melalui
cinta dan pengabdian melalui ekspresi cinta kepada sesama dalam segenap
lapangan hidup.
2.
Karma Yoga: jalan melalui
pengorbanan diri. Di sini pekerjaan-pekerjaan seseorang dianggap sebagai
langkah menuju hidup yang baik.
3.
Jnana Yoga: jalan melalui
ilmu pengetahuan, dimana seseorang melalui kemampuan intelektualitasnya akan
mencapai pengertian tentang kebenaran-kebenaran hidup.
4.
Raja Yoga: jalan melalui
mistik (kebatinan), yakni pengenalan diri melalui usaha menemukan jati diri
manusia terdalam.
5.
Hatha Yoga: jalan melalui
gerak tubuh dan pernafasan. Posisi dan gerak tubuh yang tertentu dianggap
sebagai jalan menuju kesempurnaan pula.
Yoga & Kekristenan:
Apakah Perbedaannya?
Banyak
orang, termasuk orang Kristen, berlatih yoga. Ada perbedaan doktrin yang
kontras antara yoga dan kekristenan. Pertama, yoga dan kekristenan punya konsep
yang berbeda tentang Allah. Tujuan dari yoga adalah pengalaman menyatu dengan
‘Allah’. Kebanyakan para yogis menganggap ‘Allah’ sebagai tidak berpribadi,
substansi spiritual, sama besarnya dengan semua realita. Ajaran tsb disebut pantheisme (semua adalah ‘Allah’). Hal
ini tentunya sangat berbeda dengan theisme yang diajarkan di dalam kekristenan.
Di dalam Alkitab, Allah menyatakan DiriNya sebagai Satu Pribadi Pencipta dari
alam semesta. Allah adalah Pencipta, sedangkan alam semesta adalah ciptaanNya
(bnd. Peng. 5:1).
1.
Pandangan tentang manusia.
Karena filsafat yoga mengajarkan, bahwa segala sesuatu adalah ‘Allah’, sehingga
manusia juga adalah ‘Allah’. Dalam kekristenan, ada perbedaan jelas antara
Allah dan manusia. Allah adalah Pencipta, manusia adalah ciptaanNya, yg diciptakan
seturut dengan peta & gambarNya
(Kej. 1:27).
2.
Berbeda pemahaman dalam
melihat problem fundamental dari manusia dan solusinya. Menurut yoga, problem
manusia terutama pada ketidak-tahuan—manusia tidak menyadari bahwa dirinya
adalah ‘Allah’. Solusinya adalah penerangan (enlightenment), memperoleh pengalaman bersatu dengan ‘Allah’.
Solusi ini (yang adalah tujuan dari yoga) hanya dapat dicapai melalui banyak
usaha manusia.
Di dalam kekristenan,
problem utama manusia adalah dosa (kegagalan untuk mencapai standar moral dari
Allah yg sempurna. Manusia terpisah dari Allah dan perlu rekonsiliasi.
Solusinya adalah Yesus Kristus, sang Anak Domba Allah yang menghapus dosa
umatNya (Yoh. 1:29). Melalui kematian Yesus di salib, Ia mendamaikan Allah
dengan umatNya yang berdosa. Yesus memanggil umatNya untuk mendapatkan karunia
keselamatan secara cuma-cuma, melalui iman kepada karyaNya saja.
Apakah Hatha Yoga?
Hatha
yoga adalah suatu bentuk latihan yoga yang dianggap murni latihan fisik. Namun,
apakah hatha yoga hanya berkaitan dengan kesehatan fisik?
Hatha
yoga terutama berkaitan dengan 2 hal: asana
(sikap tubuh) dan pranayama (latihan
pernafasan). Namun, penting untuk disadari bahwa baik asana dan pranayama juga
memainkan peranan penting di dalam raja yoga Patanjali. Di dalam sistem 8 dahan
Patanjali, asana dan pranayama adalah dahan ketiga dan keempat. Apakah hubungan
hatha yoga ke raja yoga?
Dave Fetcho, seorang yang pernah
berlatih Yoga pada waktu lalu, mengatakan tentang sikap tubuh yoga dikembangkan
sebagai bagian integral dari raja yoga.[12] Fetcho
menunjuk kepada pernyataan Pradipika,
penulis buku ‘Hatha Yoga’, bahwa hatha yoga secara eksklusif dan semata-mata
untuk mencapai raja yoga.[13] Fetcho
juga mengutip perkataan dari ahli yoga Perancis, “Satu-satunya tujuan dari hatha yoga adalah untuk menekan rintangan-rintangan
fisik pada raja yoga; oleh karenanya hatha yoga disebut sebagai tangga menuju
raja yoga.”[14]
Fetcho setuju, bahwa sikap badan secara spesifik didisain untuk memanipulir consciousness (kesadaran) ke dalam raja
yoga, yakni menjalani samadhi: penyatuan yang tidak dapat lagi dibedakan dengan
esensi terpenting dari kesadaran (consciousness).[15]
Hal ini
lebih dikonfirmasi dengan melihat pada lyengar yoga, suatu bentuk dari hatha
yoga yang sangat populer di USA. Website dari Iyengar Yoga Institute di San
Francisco menuliskan, “Studi BKS lyengar mengajar
yoga sebagai pembentangan di dalam Yoga Sutra Patanjali dan di Hatha Yoga
Pradipika yang terdapat di dalam text-text klasik lainnya. Demikialah asana,
atau sikap tubuh, diajarkan sebagai salah satu dari 8 dahan ... dari yoga yang
didefinisikan oleh Patanjali.”[16] Goal
akhir dari lyengar hatha yoga secara tepat adalah sama dengan raja yoga
Patanjali.[17]
Keduanya adalah untuk mendapat pengalaman bersatu dengan ‘Allah’, sang Brahman
atau kesadaran (consciousness) universal.
Apakah Yoga Berbahaya?
Disamping faedah kesehatan yang digembar-gemborkan,
ada banyak peringatan tertulis dalam literatur yoga yg memperingatkan bahwa
yoga dapat secara fisik, mental, dan spiritual berbahaya jika tidak dilatih
secara benar. Sebagai contoh, Swami
Prabhavananda mengingatkan akan potensi bahaya terhadap tubuh yang
disebabkan oleh latihan pernafasan yoga. “Jika
tidak dilakukan secara benar, akan merusak otak. Bagi mereka yang berlatih
nafas tanpa pengawasan yang diperlukan dapat menderita penyakit yang tidak
dapat diobati oleh ilmu pengetahuan dan dokter.”[18]
Banyak
yogi memperingatkan bahwa latihan yoga dapat membahayakan kesehatan jiwa
seseorang. Dalam menggambarkan kebangunan kundalini (kekuatan ular yg
bergulung), Gopi Krishna mencatat
pengalamannya sendiri, sbb.: “Selalu
berubah-ubah selama bertahun-tahun, sakit, terasuki ... Saya telah melewati
hampir semua langkah dari mediumistic (cenayang), gila, dan tipe-tipe pikiran
lainnya; untuk sementara waktu saya berada dekat di antara kondisi sehat & tidak sehat secara kejiwaan.”[19]
Bagi perspektif Kristen, yoga dapat berbahaya secara
spiritual. Ahli yoga, Hans Rieker,
menyatakan, “Kundalini adalah arus utama
dari semua latihan yoga.”[20] Swami Vivekananda meringkas pengalaman
kundalini sbb.: “Ketika dibangkitkan
melalui latihan disiplin spiritual, kundalini naik melalui tulang punggung,
melewati berbagai senter, dan akhirnya mencapai otak, lalu sang yogi mengalami
samadhi, atau penyerapan total di dalam kedewaan.”[21]
Seorang peneliti yoga, John White, mengatakan, “Meskipun
kata kundalini berasal dari tradisi yoga, namun hampir semua agama-agama besar
dunia, ajaran-ajaran spiritual, dan tradisi-tradisi gaib yang murni melihat
sama dengan pengalaman kundalini seperti mendapatkan signifikansi di dalam ‘pengilahian
(divinizing)’ seseorang. Kata kundalini memang tidak muncul di dalam agama
lain, tetapi konsepnya sama, yakni sebagai suatu kunci untuk mencapai tingkat
pendewaan.”[22]
Berikut ini adalah pengalaman pribadi E. J. tentang kebangkitan kundalininya.[23]
“Ini terjadi 22 tahun yg lalu. Saya
berlatih Yoga dan beberapa latihan pernafasan selama satu tahun, kemudian
sesuatu yang asing terjadi. Saya merasakan kenikmatan seksual sehabis melakukan
latihan, dan timbul sensasi fly, seperti seseorang sedang mengisap ganja.
Beberapa minggu kemudian saya merasakan arus listrik mengalir pada tulang
punggung dan naik sampai ke otak setelah melakukan beberapa latihan, dimana
timbul perasaan nikmat yang hanya dapat saya gambarkan sebagai orgasme otak.
Selama
itu saya kehilangan kontrol, saya mengalami gangguan jiwa yang parah. Ini
berlangsung selama tiga minggu. Aliran tersebut tetap mengalir ke atas dan dari
waktu ke waktu intensitasnya bertambah, dan dari waktu ke waktu terasa sakit,
seperti terbakar api, ini mengganggu kesehatan saya. Ini menyebabkan tekanan
yang tidak menyenangkan di dalam otak. Ketika ini berlangsung selama satu
tahun, secara kebetulan saya melihat sebuah buku karangan Narayananda,
"Kundalini the immense power in man ", dan disana saya menemukan
jawaban atas sesuatu yang aneh yang terjadi pada diri saya.
Kemudian
saya menemukan buku-buku lainnya, kebanyakan ditulis oleh para Yogi India. Kebangkitan
Kundalini dan efeknya adalah sesuatu yang sudah dikenal di Timur, tetapi tidak
untuk beberapa tahun yang lalu di Barat, sebuah kekuatan yang dapat membawa
Anda ke Surga Kebahagiaan, atau ke dalam Neraka yang tidak dapat dibayangkan
Kesengsaraannya.
Kebangkitan
Kundalini terjadi secara tidak sengaja sebagai efek samping dari Yoga dan
Meditasi. Faktor-faktor lainnya seperti : bawaan sejak lahir, cinta yang tak
tersalurkan, selibat, kesedihan yang mendalam, sakit panas yang tinggi, dan
obat-obatan terlarang. Tetapi kebangkitan Kundalini pada beberapa orang dapat
terjadi tanpa adanya sebab yang jelas.
Ketika
proses Kundalini berlangsung selama sepuluh tahun, saya mengunjungi seorang
dokter dan berkata, "Kundalini saya telah bangkit, apa yang harus saya
lakukan? ", dan saya kemudian menceritakan keadaan saya.
"Kamu
sakit jiwa ", kata dokter tersebut."Saya akan mengirim kamu ke ahli jiwa
yang ahli. Energi yang kamu katakan itu tidak pernah ada". Dengan diagnosa
paranoia schizophrenia, tidak seorang dokterpun yang mempercayaiku ketika saya
ceritakan tentang Kundalini.
Tetapi
di dalam literatur Yoga, saya mendapatkan penjelasan yang masuk akal tentang
apa yang terjadi pada diri saya. Ya, saya mengerti bahwa tujuan rahasia dari
Yoga dan Meditasi sebenarnya adalah untuk membangkitkan energi Kundalini.
Ketika Kundalini mencapai chakra mahkota, dikatakan akan menstimulai sel-sel
otak yang belum terpakai, sehingga tingkat kesadaran yang lebih tinggi dapat
dicapai. Ia melanjutkan lagi dan berkata bahwa seluruh dokter dengan
ketidaktahuannya mengenai Kundalini telah membuat diagnosa seperti hypochondria
(depresi), inflammation of the brain (radang otak), dan calcification of the
brain (pengapuran pada otak).
Ia juga mengatakan bahwa adalah suatu masalah
jika guru Yoga dan Meditasi tidak memberikan informasi kepada murid-muridnya,
bahwa sebagian dari mereka mungkin mempunyai takdir untuk mengalami kebangkitan
Kundalini, dan ini bisa menjungkir balikkan kehidupan mereka.
Penyelidikan Sehubungan dengan Proses Kundalini.[24]
Dalam
sebuah penyelidikan, dari 76 orang yang diobservasi, 42 orang belum pernah
mendapatkan informasi tentang Kundalini. Hal tersebut menunjukkan bahwa
guru-guru mereka tidak dapat memberikan pertolongan dalam hal apapun. Perkembangan
Kundalini tidak pernah sama pada setiap individu, yang dapat terlihat dari
perbedaan diagnosa yang mereka miliki.
Delapan orang mendapatkan diagnosa psychotic (sakit jiwa), 8 orang
memperoleh diagnosa schizoprenia
(penyakit jiwa ; suka mengasingkan diri). Semuanya menurut dokter, sakit
mental, seperti psychosis (penyakit
kejiwaan), neurosis (sakit syaraf),inflammation of the brain (radang otak),
atau depresi.
Tiga puluh dua orang dari yang diobservasi
telah tinggal di klinik psikiatrik, 3 orang di neurological. Dua puluh empat
orang dipensiunkan karena tidak bisa bekerja, banyak dari mereka secara
periodik sakit.
Tujuh belas pasien yang disurvei membuat
pengakuan bahwa mereka telah merencanakan untuk bunuh diri, sejak menyadari
bahwa tidak dapat hidup bersama dengan Kundalini. Seorang telah melakukan bunuh
diri. Dalam wawancara dengannya sebelum ia meninggal, ia mengatakan : "Ketika saya berada di rumah sakit,
saya merasakan sebatang besi panas di dalam tulang belakang saya, dan otak saya
terasa terbakar". Dalam kasus ini kundalini berakhir dengan tragis.
Ada guru-guru meditasi yang menyarankan
kepada orang yang telah dibangunkan kundalininya untuk lebih banyak
bermeditasi. Ini akan seperti mencoba
memadamkan api dengan menyiram bensin.
Adalah amat sulit untuk menghentikan kebuasan kundalini. Beberapa orang tertolong dengan penyembuhan, sedangkan
yang lainnya malah semakin parah. Kundalini dapat dibangkitkan karena
teknik-teknik pembangkitan, atau dapat terjadi karena :
• Faktor
bakat bawaan sejak lahir,
• Membaca
Mantera,
• Selibat,
• Meditasi,
Yoga, Pentenangan, dll.
• Teknik
Pernapasan,
• Cinta
yang tak tersalurkan,
• Akibat
kesedihan yang mendalam,
• Sakit
panas yang tinggi,
• Obat
terlarang ( narkoba ),
• Kecelakaan.
Kebangkitan kundalini dapat mengalami
hal-hal yang merugikan kesehatan fisik dan mental, yang biasanya disebut Kundalini Syndrome. Daftar symptom yg
paling umum dari Kundalini Syndrome:
• Aliran
panas seperti membakar, atau dingin sedingin es yang mengalir ke
atas
pada tulang punggung, dan pada banyak kasus mencapai kepala.
• Kadang
terasa seperti seekor ular yang merayap atau gelembung-gelembung
yang
mengalir keatas tubuh naik ke kepala.
• Rasa
kesemutan pada perut bagian bawah, tulang punggung atau kepala.
• Sakit
yang berpindah-pindah di seluruh tubuh.
• Rasa
kesemutan pada perut bagian bawah, tulang punggung atau kepala.
• Getaran-getaran,
kelelahan atau kram pada kaki atau pada tempat-tempat
lain
di tubuh.
• Denyut
jantung menjadi lebih cepat dan bertambahnya metabolisme tubuh.
• Hipersensitif
terhadap suara, cahaya, bau-bauan dan kehadiran seseorang.
• Perasaan
orgasme pada bagian-bagian tubuh yang berbeda, atau mengalami
total
kosmik orgasme.
• Pengalaman-pengalaman
mistik keagamaan atau peramalan.
• Kemampuan
parapsikologi. Fenomena cahaya di dalam ataupun di luar
tubuh.
• Timbul masalah
dalam menemukan keseimbangan antara impuls seks yang
tinggi
dan keinginan untuk hidup suci.
• Perasaan
terasing sehubungan dengan ketidak-tahuan atas apa yang terjadi.
• Susah
tidur, kelelahan yang sangat atau depresi yang mendalam. Kehilangan
energi.
·
Menurunnya
daya konsentrasi dan buruknya ingatan.
• Terisolasi
total, karena tidak ada seorang pun yang dapat berbagi
pengalaman
dengannya.
• Emosi
yang tidak stabil, bersuara atau tertawa secara mendadak.
• Bunyi
melengking atau hampa di telinga.
• Gejala-gejala
sinusitis, pilek atau demam selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun.
Ciri-ciri / tanda khas kebangkitan kundalini :
Lihat di leher pada bagian tengkuk. Bila terlihat
ada tanda guratan silang ( seperti huruf X ) di kulit tengkuk, maka bisa
dipastikan orang itu terkena kundalini syndrome. Kebangkitan Kundalini lebih
banyak berakibat negatif (merugikan) daripada manfaatnya yang hanya sedikit
atau kecil.
Tanggapan
penulis:
Ingat akan siasat si ular tua yang menipu umat manusia
(Why 12:9). Di taman Eden, si ular berkata kepada manusia pertama, “Kalian akan sama seperti Allah” (Kej.
3:5). Bandingkanlah ajaran dari Swami Ajaya, “Ajaran utama dari Yoga adalah natur manusia sebenarnya adalah ilahi.”[25] Secara
jelas ajaran ini tidaklah sesuai dengan ajaran Kristen.
Bisakah
Filsafat dan Latihan Yoga Dipisahkan?
Dave
Fetcho, yang sebelumnya berasal
dari The Ananda Marga Yoga Society, menuliskan, “Yoga secara fisik, menurut definisi klasiknya, secara fungsi dan
warisannya tidak dapat dipisahkan dari metafisik agama Timur.[26]
Kedua orang yang ahli dalam yoga, Feuerstein and Miller, ketika
mendiskusikan sikap tubuh (asana) dan latihan nafas (pranayama), menunjuk bahwa
latihan-latihan tsb bukan sekedar bentuk lain dari latihan fisik, sesungguhnya
itu adalah latihan psycho-somatic.”[27]
lMeditasi Transcendental (TM)
TM adalah
salah satu bentuk spesifik dari meditasi mantra,[28] suatu
gerakan spiritual yang diperkenalkan di India pada pertengahan th 1950-an oleh
Maharishi Mahesh Yogi (1914-2008) dan telah mendunia sejak tahun 1960-an.
Teknik TM
berasal dari dan berdasarkan filsafat India dan pengajaran dari Krishna, sang
Buddha, dan Shankara, demikian pula dari Yoga Sutras dari Patanjali, [29] dan
suatu versi teknik yang diajarkan oleh Brahmananda Saraswati, sang guru dari
Maharishi.
Maharishi
juga mengembangkan ilmu pengetahuan tentang kreatif inteligensi (SCI=Science of
Creative Intelligence), yakni suatu sistem prinsip-prinsip teoritis untuk
mendasari teknik meditasi. Teknologi-teknologi tambahan ditambahkan kepada
program TM, termasuk teknik lanjutan, seperti: program TM-Sidhi (yogi terbang).
Teknik TM adalah suatu bentuk meditasi mantra, tidak perlu usaha jika digunakan
secara benar. Mantra adalah suatu suara yang dipikirkan (tidak dibunyikan)
selama meditasi.[30] Mantra adalah sebagai
suatu ‘kendaraan’ yang mengijinkan perhatian individu untuk melakukan
perjalanan secara natural kepada kondisi kurang aktif, ke fungsi mental yang
lebih tenang.[31] Teknik ini dipraktekkan
pagi dan sore selama 15-20 menit.[32]
Mantra berbentuk bunyi tanpa makna[33],
walaupun sebagian orang meng-klaim bahwa mantra berkaitan dengan dewa/i
tertentu. Mantra diseleksi oleh guru-guru yang sudah terlatih dan dicocokkan
dengan individu tertentu. Para pelajar diberitahu agar tidak memberitahu
mantranya kepada orang lain.[34] Para
ahli berkata bahwa mantra-mantra yang orisinil berasal dari tradisi Vedic atau Tantric.[35] Dikatakan,
bahwa Maharishi telah mengurangi jumlah mantra yang sebelumnya ratusan menjadi
jumlah yang minimum.[36]
Sebagian orang mengatakan, bahwa jumlah keseluruhan dari mantra yang digunakan
adalah 16, dan telah menggunakan formula sederhana yang disesuaikan dengan
jenis kelamin dan usia.[37]
Kontras
antara Ajaran Maharishi & Kekristenan
Kebangkitan Kundalini dapat juga terjadi
1.
‘’Allah’ bagi
Maharishi bukanlah pribadi (lihat: Pantheisme). Mantra diberikan kepada para
pengikut Maharishi untuk menjadi alat invokasi
(doa) kepada sesembahan dalam dewa/i Hindu. Dengan demikian, orang
Kristen yang melakukannya akan terjerumus ke dalam polytheisme (=kepercayaan
kepada banyak dewa/i).
2.
MManusia
dianggap mampu untuk mencapai kesempurnaan yang tidak ada batasnya, untuk terlepas
secara keseluruhan, dari semua penyakit dan penderitaan melalui TM yang
dipraktekkan dengan cara seperti diajarkan oleh Maharishi. Demikian pula
melalui TM (seperti klaim mereka), manusia dapat menemukan solusi untuk semua
problem manusia yang berkisar dari kontrol terhadap elemen-elemen kepada
pencapaian ketidak-fanaan dan tak dapat dihancurkan. Maharishi menolak ajaran
tentang dosa warisan (Mz. 51:7; Roma 3:11-18).
3.
TTentang
penderitaan Kristus, Maharishi mengatakan,
“I don’t think Christ ever suffered or Christ could suffer” (=Saya tidak
berpikir Kristus pernah menderita atau Kristus dapat menderita). Kalimat
seperti ini diucapkan di banyak tempat oleh para pengikut Maharishi.
4.
Eksistensi dosa
berusaha diabaikan oleh Maharishi. Ia mengikuti doktrin Vedic yang menganggap dosa sebagai persoalan fisik dan tidak
berpengaruh terhadap roh dan jiwa seseorang. Dosa hanya dianggap sebagai
sesuatu yang eksternal dan legalistik. Efek dari dosa adalah sasaran dari
berbagai ritual, mantra-mantra dan TM. Tidak ada pertobatan dari dalam hati,
tetapi hanya penggunaan manipulatif dari TM untuk mencapai pembebasan.
Dengan adanya perbedaan yg
kontras itu, maka seseorang tidak bisa menjadi Kristen sekaligus sebagai pengikut
Maharishi.
1.
adanya sebab-sebab yang jelas.
2.
Bila
Kundalini seseorang telah bangkit tanpa bimbingan Guru yang Waskita, yang sudah
mengetahui seluk beluk Kundalini, maka pada sebagian besar orang, dapat
mengalami hal-hal yang merugikan kesehatan fisik dan mental, yang biasanya
disebut Kundalini Syndrome.
3.
Ini terjadi 22 tahun yang lalu. Saya berlatih Yoga dan beberapa latihan
pernafasan selama satu tahun, kemudian sesuatu yang asing terjadi. Saya
merasakan kenikmatan seksual sehabis melakukan latihan, dan timbul sensasi fly,
seperti seseorang sedang mengisap ganja. Beberapa minggu kemudian saya
merasakan arus listrik mengalir pada tulang punggung dan naik sampai ke otak
setelah melakukan beberapa latihan, dimana timbul perasaan nikmat yang hanya
dapat saya gambarkan sebagai orgasme otak.
4.
Selama itu saya kehilangan kontrol, saya mengalami gangguan jiwa yang parah.
Ini berlangsung selama tiga minggu. Aliran tersebut tetap mengalir ke atas dan
dari waktu ke waktu inte the immense power in man ", dan
disana saya menemukan jawaban atas sesuatu yang aneh yang terjadi pada diri
saya.
5.
Kemudian saya menemukan buku-buku lainnya, kebanyakan ditulis oleh para Yogi
India. Kebangkitan Kundalini dan efeknya adalah sesuatu yang sudah dikenal di
Timur, tetapi tidak untuk beberapa tahun yang lalu di Barat, sebuah kekuatan
yang dapat membawa Anda ke Surga Kebahagiaan, atau ke dalam Neraka yang tidak
dapat dibayangkan Kesengsaraanya.
6.
Kebangkitan Kundalini terjadi secara tidak sengaja sebainnya seperti : bawaan
sejak lahir, cinta yang tak tersalurkan, selibat, kesedihan yang mendalam,
sakit panas yang tinggi, dan obat-obatan terlarang. Tetapi kebangkitan
Kundalini pada beberapa orang dapat terjadi tanpa adanya sebab yang jelas.
7.
Ketika proses Kundalini berlangsung selama sepuluh tahun, saya mengunjungi
seorang dokter dan berkata, "Kundalini saya telah bangkit, apa yang harus
saya lakukan ? ", dan saya kemudian menceritakan keadaan saya.
8.
"Kamu sakit jiwa ", kata dokter tersebut."Saya akan mengirim
kamu ke ahli Jiwa yang ahli. Energi yang kamu katakan itu tidak pernah
ada".
9.
Dengan diagnosa paranoia schizophrenia, tidak seorang dokter pun
yang mempercayaiku ketika saya ceritakan tentang Kundalini.
10. Tetapi di dalam literatur Yoga, saya mendapatkan
penjelasan yang masuk akal tentang apa yang terjadi pada diri saya. Ya, saya
mengerti bahwa tujuan rahasia dari Yoga dan Meditasi sebenarnya adalah untuk
membangkitkan energi Kundalini. Ketika Kundalini mencapai chakra mahkota,
dikatakan akan menstimulai sel-sel otak yang belum terpakai, sehingga tingkat
kesadaran yang lebih tinggi dapat dicapai. Ia melanjutkan lagi dan berkata
bahwa seluruh dokter dengan ketidaktahuannya mengenai Kundalini telah membuat
diagnosa seperti hypochondria (depresi), inflammation
of the brain (radang otak), dan calcification of the
brain (pengapuran pada otak).
11.
***Jika seseorang bertanya kepada saya, saya akan mengatakan seseorang harus
menjauhinya jika ia mempunyai anak kecil, karena sayagenal empat wanita yang
tidak laanggup untuk mengurusi anak-anaknya untuk waktu yang lama setelah
kebangkitan kundalininya.etapi saya juga mengenal beberapa orang yang mengalami
pengalaman positif, seperti keahagiaan, bertambahnya gi, dan daya kreatifitas.
a mengatakan bahwa adalah sudan Meditasi tidak memberikan informasi kepada
murid-muridnya, bahwa sebagian dari mereka mungkin mempunyai takdir untuk
mengalami kebangkitan Kundalini, dan ini bisa menjungkir balikkan kehidupan
mereka.
[1] Pdt.
Roby Setiawan meraih gelar Doctor of
Theology in Practical Theology di Asia Baptist Graduate Theological Seminary,
Baguio City-Philippines (1996). Gelar
Doktor tsb disetarakan di DIKTI Senayan-Jakarta November 2011. Ia sebagai Ketua Bidang Teologia & Pengajaran Sinode GKRI (anggota PGI & PGLII), Ketua Umum PGKS (Persekutuan Gereja-Gereja Kristen di
Semarang), dosen
pasca sarjana di beberapa seminary dan perintis serta gembala GKRI Roti Hidup, Semarang.
[4] Raphael, Essence
and Purpose of Yoga: The Initiatory Pathways to the Transcendent (Massachusetts: Element books, Inc., 1996), back cover.
[5] . Brad
Scott, "Exercise or Religious Practice? Yoga: What the Teacher Never
Taught You in That Hatha Yoga Class" in The Watchman Expositor (Vol.
18, No. 2, 2001): 5.
[8] Ibid.,
dikutip oleh Swami Prabhavananda dan Frederick Manchester, The
Upanishads: Breath of the Eternal (New York: New American Library,
1957), 120ff.
[11] Herlianto, Humanisme dan Gerakan
Zaman Baru (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1990), 56.
[12] Dave Fetcho,
"Yoga," (Berkeley, CA: Spiritual Counterfeits Project, 1978), dikutip
di dalam Ankerberg and Weldon, Encyclopedia of New Age Beliefs,
602.
[16] Lihat
"Source and Context: Patanjali and Ashtanga Yoga" at
http://www.iyisf.org/. Kutipan ini didapat pada tg 1Maret 2002.
[18] Swami
Prabhavananda, Yoga and Mysticism (Hollywood, CA: Vedanta
Press, 1972), 18, tertulis di dalam Ankerberg and Weldon,Encyclopedia of New
Age Beliefs, 604.
[19] Gopi
Krishna, The Awakening of Kundalini (New York: E.P. Dutton,
1975), 124, tertulis di dalam Ankerberg
and Weldon, Encyclopedia of New Age Beliefs, 608.
[20] Hans Ulrich
Rieker, The Yoga of Light: Hatha Yoga Pradipika(New York: Seabury
Press, 1971), 101, tertulis dalam Ankerberg and Weldon, Encyclopedia of
New Age Beliefs, 606.
[21] Swami
Vivekananda, Raja Yoga (New York: Ramakrishna-Vivekananda
Center, 1970), 16, ditulis di dalam Scott, "Exercise or Religious
Practice? Yoga: What the Teacher Never Taught You in That Hatha Yoga
Class," 5.
[22] John White,
ed., Kundalini Evolution and Enlightenment(Garden City, NY: Anchor,
1979), 17, dikutip di Ankerberg and Weldon, Encyclopedia of New Age
Beliefs, 606.
[23] Yayasan NurSyifa', Kundalini Syndrome. Penderitaan Akibat
Dibangkitkannya Kundalini yang Merusak Fisik dan Mental Manusia (Dari berbagai
Sumber yang membahas kundalini ).
[24] Ibid.
[25] Swami
Rama, Lectures on Yoga: Practical Lessons on Yoga(Glenview, IL:
Himalayan International Institute of Yoga, Science and Philosophy, 1976, rev.),
vi, dikutip dalam Ankerberg and Weldon,Encyclopedia of New Age Beliefs, 596.
[26] Dave Fetcho,
"Yoga," 2, dikutip dalam Ankerberg and Weldon,Encyclopedia of New
Age Beliefs, 600.
[27] George
Feuerstein and Jeanine Miller, Yoga and Beyond: Essays in Indian
Philosophy (New York: Schocken, 1972), 27-28, dikutip di dalam
Ankerberg and Weldon, Encyclopedia of New Age Beliefs, 600.
[29] Bromley, David G.; Cowan, Douglas E. (2007). Cults
and New Religions: A Brief History (Blackwell Brief Histories of Religion).
Wiley-Blackwell. pp. 48–71.
[30] Phelan, Michael (1979). "Transcendental Meditation. A Revitalization of the American Civil
Religion". Archives des
sciences sociales des religions 48 (48-1): 5–20.
[31] Hunt, Stephen (2003). Alternative religions: a sociological introduction.
Aldershot, Hampshire, England ; Burlington, VT: Ashgate. pp. 197–198.
[32] Cotton, Dorothy H. G. (1990). Stress management : an integrated approach to therap. New York: Brunner/Mazel. p. 138
[33] Shear, J. (Jonathan) (2006). The
experience of meditation : experts introduce the major tradition. St.
Paul, MN: Paragon House. pp. 23, 30–32, 43–44.
[34] Oates, Robert M. (1976). Celebrating
the dawn: Maharishi Mahesh Yogi and the TM technique. New York: G.P.
Putnam's Sons. p. 194.
pp. 52–53.
1 Komentar untuk "Yoga & Meditasi Transcidental, Bolehkah Umat Tuhan Melatihnya?"