Disusun
oleh: Pdt. Roby Setiawan, Th.D.[1]
Sebagian
apologet Islam berpendapat bahwa “Injil Barnabas” menyatakan kebenaran tentang
Yesus. “Injil” ini juga menyatakan bahwa Al-Quran benar, sedangkan keempat
Injil di dalam Perjanjian Baru itu salah.
Prof.
DR. Ahmad Shalaby, guru besar dari
Mesir, mengatakan bahwa “Injil” Barnabas sesuai dengan Al-Quran sehingga tidak
diakui oleh gereja. “Injil” itu
menyatakan bahwa Allah Maha Esa; nabi Isa adalah nabi dan rasul Allah; akan datang
seorang rasul Tuhan sesudah nabi Isa yg bernama AHMAD; dan dapat menjadi
penghubung antara Islam dan Kristen.
O. Hashem dalam bukunya “Keesaan
Tuhan” mengatakan bahwa melalui “Injil” ini kita dapat bertemu dengan Islam dan
mencapai Monotheisme murni.
Peter J. Jomier dalam “Alkitab dan
Al-Quran” menerangkan bahwa Yesus menerima Injil dari Allah. Injil itu
dibayangkan sejajar dengan Al-Quran.
Injil itu aslinya hanya satu dan diberikan berangsur-angsur kepada
Yesus. Kenyataan bahwa di dalam Alkitab
ada 4 Injil itu tidak masuk akal. Orang
Kristen tidak mengerti Injil dan tafsiran mereka terhadap Injil itu salah.
Asal-Usul Injil
Barnabas
Pada
th 1908 terjemahan Injil Barnabas dalam bahasa Arab disebar-luaskan sampai ke
Afrika Utara, Asia Barat, India, dan Indonesia.
“Injil” ini pertama kali disebut-sebut oleh John Toland, seorang Inggris penganut aliran Deisme dalam pendahuluan karangannya yg berjudul “Nazarenus or Jewish, Gentile and Mohametan
Christianity” London 1718. John
Toland menerangkan bahwa pada th 1709 ia menerima satu naskah Injil
Barnabas dalam
bahasa Italia dari Cremer, seorang
kanselir raja Prusia. Naskah tsb sampai
sekarang ini disimpan di perpustakaan Wina.
George Sale dalam kata pengantar di
buku “The Koran Commonly Called Alcoran of
Mohammad”, London 1734, menyebut Injil Barnabas sebagai terjemahan dalam
bahasa Spanyol dari sebuah naskah yang ditulis dalam bahasa Italia yang
ditemukan oleh seorang rahib bernama Fra
Marino, yang mendapatkannya di dalam suatu karangan Bapa Gereja Irenaeus (cat.: padahal Irenaeus tidak pernah menyebut
“Injil” Barnabas). Fra Marino kemudian
mencari dan mendapatkan “Injil” ini di dalam perpustakaan Sri Paus Sixtus
V. Dan setelah Fra Marino membacanya, ia
masuk agama Islam.
Mengapa Orang
Kristen Menolaknya?
Mengapa
orang Kristen menolak “Injil” Barnabas?
Karena ada banyak kejanggalan dan kesalahan di dalam isinya, misalnya:
1. Dalam bab
pendahuluan ayat 1 disebutkan, “Barnabas,
rasul Yesus orang Nazareth yang bergelar Almasih.”
Tanggapan: Di dalam PB, Barnabas tidak termasuk dari
kelompok 12 rasul Yesus. Ia hanya rekan
sepelayanan Paulus (bnd. Luk. 6:14-16; Kis. 4:36-37; 9:27; 1 Kor. 15:9-10).
2.
Pasal 10, “Ketika Yesus berumur 30 th, ia menerima
kitab Injil dari malaikat Jibrail di atas bukit Zaitun.”
Ayat 3: “Maka dipersembahkanlah kepadanya oleh
malaikat Jibrail sebuah kitab laksana kaca yg berkilauan.”
Tangggapan: Ayat di atas
jelas menujukkan unsur Islami. Rupanya
penulis “injil” ini tidak mengerti makna Injil, yakni kabar kesukaan yang
berpusat pada Pribadi Yesus. Jadi, bukan
Yesus yang menerima Injil itu, melainkan orang-orang yang digerakkan Roh Kudus
mencatat peristiwa kedatangan, kehidupan, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan
janji kedatangan Yesus yang kedua kali.
Bandingkan dengan ayat lainnya di bawah ini:
3. Pasal 221:1,5, “Kemudian
Yesus menoleh kepada yang menulis ini seraya berkata, ‘Ya Barnabas, engkau
harus menuliskan injilku dan segala yang telah terjadi tentang diriku selama
aku berada di dunia ini…. Yesus menjawab, ‘Di sini Yahya dan Petrus yang
keduanya telah menyaksikan dengan mata kepala segala sesuatu itu, maka keduanya
itu akan memberitahukan kepadamu akan segala yang telah terjadi.”
Tanggapan: Jika di dalam pasal 10 dikatakan Yesus
menerima kitab Injil dari malaikat Jibril, tetapi di pasal 221 dikatakan Yesus
memerintahkan Barnabas menulis injilnya dengan meminta infor-masi dari Petrus
dan Yohanes.
4. Pasal 20:1, “Syahdan pergilah Yesus ke Laut Galilea, dan
turunlah ia ke dalam sebuah kapal untuk berlayar ke Nazareth negerinya.”
Tanggapan: jelas sekali penulis “injil” ini tidak paham
akan keadaan geografis Palestina. Nazareth terletak di
daerah perbukitan dan tidak mungkin orang naik kapal ke sana.
5. Pasal 21:1, “Mendakilah Yesus ke Kapernaum dan ia
telah mendekat dengan negeri.”
Tanggapan: Kapernaum adalah kota yg terletak dekat tasik
Galilea, jadi termasuk daerah pantai yg rendah.
Dengan demikian, tidaklah tepat jika dikatakan “mendakilah Yesus ke
Kapernaum”.
6. Pasal 42:8-11, “Ketika itu mereka bertanya, ‘Siapakah
gerangan Engkau ini? Katakanlah kepada
kami agar kami menyaksikan itu kepada mereka yang mengutus kami.” Ketika itu Yesus mengatakan, “Aku ini adalah
jeritan suara di seluruh Yudea.
Menjeritkan, ‘persiapkan jalan bagi rasul Tuhan sebagaimana yg tertulis
di dalam Yesaya.”
Pasal 42:15-16, “Karena aku tidak layak menguraikan tali-tali
kasut yang kalian namakan Mesias itu, yang telah diciptakan sebelum aku dan
akan datang sesudahku.”
Tanggapan: Di sini Penulis “injil” ini hendak
menyaksikan bahwa Yesus adalah perintis Mesias yang “diciptakan” (ay. 16) dan
bahwa Mesiasnya itu akan membawa agama yang tak berkesudahan. Padahal, orang
yang sebenarnya diberi tugas untuk merintis jalan bagi kedatangan Mesias adalah
Yohanes Pembaptis. Dia adalah ‘suara’ itu (Yoh. 1:23).
Di pasal ini juga ayat
27 dikatakan bahwa Barnabas ikut bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke gunung
Tabor waktu Yesus dipermuliakan. Padahal, Injil Matius, Markus, dan Lukas
sama-sama menyatakan, bahwa hanya 3 orang yang bersama dengan Yesus ketika Ia
dimuliakan di atas gunung, yakni: Petrus, Yohanes dan Yakobus (Mat. 17:1; Mrk.
9:2; Luk. 9:28). Kesaksian 3 orang dari abad pertama pastilah lebih otoritatif
dibanding dengan kesaksian 1 orang yang bukan berasal dari abad pertama Masehi.
Anehnya, di dalam “injil” ini, figur Yohanes
Pembaptis tidak pernah disebut-sebut, sedangkan Al-Quran mengenal Yohanes
Pembaptis.
7.
Pasal 70:4-7, Yesus menjawab, ‘Dan kamu, apa yang kamu katakan tentang aku?’ Petrus menjawab,
‘Sesungguhnya engkau adalah Almasih anak Allah.’
Lalu meradanglah Yesus serta membentak
dengan marah katanya, ‘Enyah dan pergilah engkau dari mukaku, karena engkau
adalah setan dan berusaha untuk berbuat jahat kepadaku.’ Kemudian ia mengancam kesebelas orang itu
sambil berkata, ‘Celakalah apabila kamu mempercayai orang ini, karena aku akan
mendapat kutukan besar dari Allah jika ada yg mempercayai manusia ini.”
Tanggapan: Suatu kisah yang sangat berkontradiksi dengan
apa yang kita baca di dalam Alkitab, lihat Mat.:16:13-20.
8. Pasal 72:9,12, “Adapun yang bersangkutan dengan diriku, maka
sesungguhnya kedatanganku ini hanya untuk mempersiapkan jalan bagi rasul Allah
yg akan membawa keselamatan bagi (seluruh) dunia …. Sesungguhnya dia tidak akan
datang sesudahmu beberapa tahun di waktu injilku telah dibatalkan dan hampir
tidak ditemukan 30 orang yg masih beriman.”
Tanggapan: Maksudnya adalah Yesus disebutkan hanya
sebagai perintis dari Mohammad dan ketika Mohammad datang, tidak lebih dari 30
orang Kristen yg ada di bumi ini (?). Ini pastilah tidak benar! Sebab sewaktu
Islam muncul (abad 7 M), sudah ada jutaan
orang Kristen berada di berbagai negara di dunia ini.
9. Pasal 82:19, “Maka pada waktu itu, Allah akan disujudi di
seluruh dunia dan akan terdapatlah rahmatNYa, sehingga tahun Yobel yg jatuh
setiap 100 tahun, kini akan dijadikan oleh Messias (hari raya) pada tiap
tahun di tiap tempat.”
Tanggapan: Tahun Yobel Israel adalah 50 tahun (Im.
25:8-55; 27:18-25). Baru setelah th 1300
M, Paus Bonifasius VIII mendekritkan
tahun Yobel jemaat Kristen dirayakan setiap 100 th.
10. Pasal
112:14-16,19, “Dan atas dasar itu maka
aku yakin bahwa orang yang akan menjualku itu akan terbunuh dengan namaku. Karena Allah akan mengangkat aku dari bumi
ini kemudian akan merubah wajah pengkhianat itu, sehingga ia disangka
aku oleh semua orang. Begitupun juga
maka setelah ia mati dengan seburuk-buruk cara, aku harus tinggal dalam
kecemaran itu dalam masa panjang di bumi ini…. Maka bertanyalah orang yang
menulis ini, ‘Ya guru, katakanlah kepadaku siapa gerangan orang yang sial itu,
karena aku ingin mematikan dia dengan cekikan?”
Tanggapan: Di sini Penulis ‘injil’ ini hendak menyatakan
bahwa Yesus sendiri menyangkali kematianNya di salib. Sebenarnya yang mati adalah Yudas yang telah
dirubah wajahnya, sehingga orang menyangka bahwa Yesus yang mati tersalib. Ini
sudah jelas adalah untuk mendukung ajaran Islam yang berusaha menyangkali
kematian Yesus. Keempat kitab Injil, surat-surat di dalam PB, bahkan nubuatan
di dalam PL menyatakan kematian Yesus, sang Mesias. Bahkan, Flavious Josephus (37-100 M), seorang
sejarawan Yahudi menyaksikan hal kematian dan kebangkitan Yesus sekaligus,[2]
“Sekarang, kira-kira waktu ini, Yesus, seorang yang bijak, jika pantas
menyebutNya sebagai seorang manusia, karena Dia telah melakukan karya-karya
yang ajaib, seorang guru dari orang-orang yang menerima kebenaran dengan suka
hati. Dia menarik banyak orang Yahudi dan non-Yahudi. Dia adalah Kristus, dan
ketika Pilatus, atas anjuran orang-orang penting di antara kami, telah
menghukumNya di kayu Salib. Mereka yang mengasihiNya sejak semula tidak
meninggalkanNya, karena Ia menampakkan diri kepada mereka dan hidup kembali
pada hari ketiga, seperti yang dinubuatkan oleh para nabi dan puluhan ribu
hal-hal ajaib lainnya tentang Dia; dan umat Kristen, yang dinamakan dari namaNya,
tidak musnah hingga saat ini.”
11. Pasal 152:26, “Lalu seketika itu terjungkir baliklah
tentara-tentara itu dari rumah peribadatan, bagaikan seorang menggelindingkan tong-tong
kayu yang dicuci untuk diisi lagi dengan arak.”
Tanggapan: Ayat ini menyatakan dengan jelas latar
belakang abad pertengahan karena pada waktu itu air anggur disimpan dalam
tong-tong dari kayu. Sedangkan pada
jaman Yesus, air anggur disimpan dalam kirbat kulit atau tempayan (bnd. Mat. 9:17).
12. Di bagian-bagian
lain banyak terdapat kesalahan-kesalahan jaman, misalnya: ps. 69:4-5 dikatakan bahwa imam-imam naik
kuda seperti bangsawan.
13. Di pasal 145-150
dikatakan bahwa kaum Parisi menjadi rahib yang tidak kawin, berjubah
istimewa serta berasal dari jaman Eliyah (?).
Tanggapan:“Rahib yang
tidak kawin” adalah suatu ajaran yang dipengaruhi Gereja Roma Katolik pada abad
pertengahan.
14. Pasal 56-58,
135—menguraikan ketujuh dosa dan 7 tingkat dalam neraka.
Tanggapan: Ini adalah
teologia abad pertengahan dari Gereja Roma Katolik.
15. Dalam pasal 44
diceritakan bahwa Ismael yang dipersembahkan oleh Abraham.
Tanggapan: ini jelas
untuk mendukung ajaran Islam. Alkitab orang Kristen menuliskan, bahwa yang akan
dipersembahkan oleh Abraham adalah Ishak (Kej. 22). Tetapi yang jadi
dipersembahkan adalah domba jantan, lambang dari Yesus, sang Anak Domba Allah
(Yoh. 1:29).
16. Pasal
11,39,43,46,55,72,92,97 menceritakan tentang kedatangan nabi Mohammad, lima
waktu sembahyang, pernyataan 2 kalimat syahadat; Yesus menunjuk pada Mohammad
sebagai Mesias sedangkan Ia menyangkali dirinya sebagai anak Allah atau Mesias,
seperti yang diceritakan ketika Yesus ditanya di hadapan Sanhedrin, apakah Ia
Mesias?
Pasal 96:8-10, Yesus
menjawab, ‘Demi Allah yang aku berdiri di
hadapanNya, bahwa sebenarnya aku ini bukanlah Mesias yang sedang dinantikan
oleh seluruh bangsa-bangsa di muka bumi, seperti yang telah dijanjikan oleh
Allah kepada bapak kita Ibrahim, firmannya, ‘Dengan seorang dari keturunanmu
aku akan memberkati semua bangsa di dunia’, akan tetapi di waktu aku diambil
oleh Allah, maka setan akan mengobarkan sekali lagi fitnahan yang terkutuk ini,
dengan mempengaruhi orang yg tidak bertakwa untuk mempercayai bahwa aku ini
Allah dan Anak Allah. Dengan demikian,
uraian dan ajaran-ajaranku akan menjadi najis karenanya, sehingga sisa mereka
yang beriman tidak genap 30 orang.”
Tanggapan: jelas sekali,
ayat-ayat di atas adalah untuk mendukung ajaran Islam.
Kesimpulan
Nampaknya,
tujuan penulis “injil” Barnabas ialah untuk menyesuaikan Injil dengan ajaran
Islam, yakni dengan cara merubah, mengurangi dan menambah firman Tuhan. Cara seperti ini sebenarnya tidak dibenarkan
menurut ajaran Islam sendiri; sebab Qur’an juga menyalahkan orang yang
menyembunyikan bagian-bagian Alkitab atau memasukkan bagian-bagian yg bukan
dari Alkitab, seperti yang tertulis di dalam sura 3, Al Baqarah:79, “Maka kecelakaan yang besarlah bagi
orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu
dikatakannya: “Ini dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang
sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, karena apa
yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka,
karena apa yang mereka kerjakan.”[3]
Abu Ferik Ibn Muttalib (seorang ahli
Islamologi dari Indonesia), “Injil ini ditolak oleh gereja karena disalin atau dikarang
pada abad 14 di Italia oleh seorang Nasrani yang masuk Islam.”
Pater J. Jomier berkata, “Kondisi atau syarat utama untuk dialog ialah
penghargaan terhadap kebenaran; dan lagi orang-orang yang sungguh ahli tidak
dapat menerima Injil Barnabas sebagai Injil Yesus yang asli.”
[1]Pdt. Roby Setiawan meraih gelar Doctor of Theology in Practical Theology
di Asia Baptist Graduate Theological Seminary, Baguio City-Philippines (1996). Gelar Doktor tsb disetarakan di DIKTI
Senayan-Jakarta November 2011. Ia sebagai Ketua Bidang Teologia &
Pengajaran Sinode GKRI (anggota
PGI & PGLII),
Ketua Umum PGKS (Persekutuan
Gereja-Gereja Kristen di Semarang), dosen pasca sarjana di beberapa seminary dan perintis serta gembala GKRI Roti Hidup, Semarang.
0 Komentar untuk "Apakah Barnabas Menulis Injil?"