(Keluaran 3:13-15)
(Oleh : Pdt. Roby Setiawan)
Nama YHWH
(tertulis 6.437 kali). Bagi orang-orang Yahudi, nama YHWH terlalu kudus untuk
dilafalkan (bnd. Kel. 20:7). Huruf hidup baru ditambahkan di salinan PL dalam Masoretic
Texts (abad 10-11 M).
Beberapa cara
pelafalan nama YHWH: Clement dari Alexandria (+ th 212 M) melafalkan
YHWH sebagai Iaue / Iauai. Origen (+ th. 253 M)
melafalkannya: Iae. Menurut Theodoret (+ th. 457 M), masyarakat
Samaria melafalkannya: Iabe atau Iaba.
Bentuk kata
YHWH yang lebih pendek adalah YAH. Kel. 15:2a—”TUHAN (YAH) itu kekuatanku dan
mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.” Kata “Hallelu-YAH—yang berarti:
puji YAH. Kata YAH sering muncul di kitab Mazmur. Dalam bahasa Inggrisnya, nama
YHWH disebut JEHOVAH (kombinasi antara konsonan: YHWH ditambah dengan huruf hidup
dari kata ADONAI (Tuhan).
Kata YHWH
berkaitan dengan kata HAWA (bentuk kuno dari kata HAYAH) yang berarti: be
(ada), become (menjadi), happen (terjadi). Nama YHWH berhubungan dengan
kata kerja aktif dan dinamis. Kel. 3:14, Allah menyebut Diri-Nya sebagai: EHYEH
ASYER EHYEH (“Aku adalah Aku”). Maknanya: Aku di sini, sungguh-sungguh hadir dan siap menolong.
Ada 3 waktu
dalam kehidupan manusia: masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Allah yang kita sembah
adalah Allah: masa lalu, masa kini dan masa depan. Ibr. 13:8– “Yesus Kristus tetap sama, baik
kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.”
1.
Allah masa lalu (Kel. 3:6). Sebelum Musa dilahirkan,
Allah sudah menjadi Allah bagi nenek moyangnya. Allah telah berjanji kepada nenek
moyang Israel dan yang tidak lupa akan janjiNya (Kel. 6:4). Ironisnya, bangsa Israel yang
telah berada di tanah Mesir sekitar 400 tahun sudah melupakan Allah Yahweh (Kel. 3:13). Mereka telah terpengaruh
oleh penyembahan kepada dewa/i di Mesir (bnd. Kel. 3:13). Namun, Allah tetap setia pada janji-Nya.
Kesetiaan-Nya itu tidaklah dipengaruhi oleh ketidak-setiaan manusia (2 Tim. 2:13).
2.
Allah masa kini. Allah masa lalu juga adalah
Allah masa kini (Kel. 3:7-8a). Dia adalah Allah yang tidak acuh tak acuh. Orang Kristen tidak hanya mengenal Allah yang
jauh dan agung di sana. Kita juga mengenal Allah yang
beserta dengan kita (Imanuel). Imanuel menyatakan bahwa Allah mau menyertai umat-Nya. Dua
dampak penyertaan Allah dalam hidup kita:
a.
Kita merasa tenang menghadapi
berbagai keadaan dan tantangan.
b.
Kita harus berhati-hati di
dalam segala tindakan kita.
3.
Allah masa depan (Kel. 3:8).
Jika kuatir tentang
masa depan, ingatlah sang Gembala Agung
telah berjalan di mukamu untuk membuka peluang dan kesempatan. Allah memberi
providensia-Nya bagi umatNya.
0 Komentar untuk "Ringkasan Khotbah : Y H W H (Minggu, 15 Januari 2017)"