Ringkasan Khotbah : Y H W H (Minggu, 15 Januari 2017)

(Keluaran 3:13-15)
(Oleh : Pdt. Roby Setiawan)

Nama YHWH (tertulis 6.437 kali). Bagi orang-orang Yahudi, nama YHWH terlalu kudus untuk dilafalkan (bnd. Kel. 20:7). Huruf hidup baru ditambahkan di salinan PL dalam Masoretic Texts (abad 10-11 M).
Beberapa cara pelafalan nama YHWH: Clement dari Alexandria (+ th 212 M) melafalkan YHWH sebagai Iaue / Iauai. Origen (+ th. 253 M) melafalkannya: Iae. Menurut Theodoret (+ th. 457 M), masyarakat Samaria melafalkannya: Iabe atau Iaba.
Bentuk kata YHWH yang lebih pendek adalah YAH. Kel. 15:2a—”TUHAN (YAH) itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.” Kata “Hallelu-YAH—yang berarti: puji YAH. Kata YAH sering muncul di kitab Mazmur. Dalam bahasa Inggrisnya, nama YHWH disebut JEHOVAH (kombinasi antara konsonan: YHWH ditambah dengan huruf hidup dari kata ADONAI (Tuhan).
Kata YHWH berkaitan dengan kata HAWA (bentuk kuno dari kata HAYAH) yang berarti: be (ada), become (menjadi), happen (terjadi). Nama YHWH berhubungan dengan kata kerja aktif dan dinamis. Kel. 3:14, Allah menyebut Diri-Nya sebagai: EHYEH ASYER EHYEH (“Aku adalah Aku”). Maknanya: Aku di sini, sungguh-sungguh hadir dan siap menolong.
Ada 3 waktu dalam kehidupan manusia: masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Allah yang kita sembah adalah Allah: masa lalu, masa kini dan masa depan. Ibr. 13:8Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
1.    Allah masa lalu (Kel. 3:6). Sebelum Musa dilahirkan, Allah sudah menjadi Allah bagi nenek moyangnya. Allah telah berjanji kepada nenek moyang Israel dan yang tidak lupa akan janjiNya (Kel. 6:4). Ironisnya, bangsa Israel yang telah berada di tanah Mesir sekitar 400 tahun sudah melupakan Allah Yahweh (Kel. 3:13). Mereka telah terpengaruh oleh penyembahan kepada dewa/i di Mesir (bnd. Kel. 3:13). Namun, Allah tetap setia pada janji-Nya.  Kesetiaan-Nya itu tidaklah dipengaruhi oleh ketidak-setiaan manusia (2 Tim. 2:13).
2.    Allah masa kini. Allah masa lalu juga adalah Allah masa kini (Kel. 3:7-8a). Dia adalah Allah yang tidak acuh tak acuh. Orang Kristen tidak hanya mengenal Allah yang jauh dan agung di sana. Kita juga mengenal Allah yang beserta dengan kita (Imanuel). Imanuel menyatakan bahwa Allah mau menyertai umat-Nya. Dua dampak penyertaan Allah dalam hidup kita:
a.    Kita merasa tenang menghadapi berbagai keadaan dan tantangan.
b.    Kita harus berhati-hati di dalam segala tindakan kita.
3.    Allah masa depan (Kel. 3:8).

Jika kuatir tentang masa depan, ingatlah sang Gembala  Agung telah berjalan di mukamu untuk membuka peluang dan kesempatan. Allah memberi providensia-Nya bagi umatNya.
0 Komentar untuk "Ringkasan Khotbah : Y H W H (Minggu, 15 Januari 2017)"

Back To Top