Ringkasan Khotbah : Y H W H bagian 2 (Minggu, 22 Januari 2017)

(Yesaya 42:1-8)
(Oleh : Pdt. Roby Setiawan)

“Aku ini TUHAN (YHWH), itulah nama-Ku.” Dalam Alkitab, nama menyatakan kepribadian (1 Sam. 25:25a).
Kata YHWH berkaitan dengan kata HAWA (bentuk kuno dari kata HAYAH) yang berarti: be (ada), become (menjadi), happen (terjadi). Nama YHWH berhubungan dengan kata kerja aktif dan dinamis. YHWH = Allah yg hidup, aktif dan dinamis.
YHWH berkata, “Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain.” Kemuliaan Tuhan: keindahan Tuhan yang tidak terbatas; kemegahan dari kesempurnaanNya dalam berbagai hal. Hal-hal yang: indah, teratur, suci, benar, adil, maha kuasa, maha kasih, dll: bagian dari kemuliaan Tuhan.
Adam dan Hawa diciptakan dengan kapasitas untuk merefleksikan kemuliaan Tuhan. Manusia diciptakan seturut ‘gambar’ Allah. Manusia punya intelegensi seperti Allah. Manusia punya kreatifitas seperti Allah. Manusia bisa membuat hukum seperti Allah.
TUHAN berkata, “Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain.” Jangan curi kemuliaan Tuhan untuk diri sendiri. Jika berhasil, kembalikan kemuliaan kepada Tuhan saja. Orang yang dewasa rohaninya: tidak akan sombong bila orang lain memujinya; tidak akan putus asa jika orang lain menghinanya (bnd. Roma 11:36).
Jika seorang sukses dalam suatu bidang, berarti: ia bisa merefleksikan kemuliaan Tuhan dalam bidang itu pada taraf tertentu. Yang mencuri kemuliaan Tuhan, dihukum (karena Tuhan tidak bisa dan tidak mau disaingi).
Yes. 42:8– “Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku (praise) kepada patung.”
Muliakanlah Bapa Sorgawi di dalam seluruh hidup kita (Mat. 5:16). Memuliakan Bapa = merefleksikan sifat-sifat Bapa Surgawi di dalam kehidupan sesehari.
1.  Refleksikan sifat adil Tuhan (Yes. 42:1). Adil bukan sama rata. Adil: setiap orang menerima hak sesuai dengan tanggung jawabnya. Orang yang berjiwa agung: rela berkorban (melampaui keadilan) bagi orang yang membutuhkannya. Kalau menurut keadilan, Tuhan Yesus tidak perlu disalibkan; tapi Dia rela berkorban. Bagaimana respon kita? Jangan bersikap take it for granted (sudah seharusnya demikian).
2.    Refleksikan sikap tidak banyak bicara, tetapi banyak berbuat kebajikan (ay. 2-3).
3.    Refleksikan sikap yang pro-aktif untuk berbuat baik (Yes. 42:3).
Bagaimana melakukannya? Yes. 50:4a– “TUHAN Yang Mahatinggi mengajar aku berbicara, supaya perkataanku menguatkan orang yang lesu.”
Untuk membuka mata orang buta, dan membebaskan orang dari kegelapan     penjara(BIS). Ini bisa berarti: fisik dan rohani.

Ada juga kebutaan rohani (2 Kor. 4:3-4), “Jika Injil yg kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yg akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.”
0 Komentar untuk "Ringkasan Khotbah : Y H W H bagian 2 (Minggu, 22 Januari 2017)"

Back To Top