Konsep Pedoman Pengajaran GKRI
Disusun oleh: Pdt. Roby Setiawan, Th.D.
P E R S E P U L U H A N
Di dalam
bhs. Ibraninya kata ‘persepuluhan’ adalah: ma’aser,
dan bahasa Yunani-nya dekate. Di
dalam bahasa Inggris: tenth atau tithe.
Kejadian
14:19c, Abram memberi persepuluhan kepada Melkisedek, itu berarti bahwa ia
mengakui ke-imam-an Ilahi dari Melkisedek. Sebab menurut kebiasaan yang umum
pada waktu itu, persepuluhan adalah ditujukan kepada yang Ilahi.[1]
Karena
level imannya yang masih belum dewasa, maka motivasi Yakub di dalam memberi persepuluhannya
terdapat unsur ‘bisnis’ dengan Tuhan: “Jika
Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini,
memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku
selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku . . . . Dari
segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan 1/10
kepadaMu” (Kej. 28:20-22).
Ayat yang
paling jelas tentang persepuluhan adalah Imamat 27:30-33, “Sepersepuluh dari seluruh hasil tanah, baik gandum maupun buah-buahan,
adalah untuk Tuhan (cat: belongs to the Lord, milik Tuhan)....Satu dari tiap 10
ekor ternak adalah milik Tuhan. Kalau ternak itu dihitung, setiap ekor ternak
yang ke-10 menjadi milik Tuhan. Pemilik ternak itu tak boleh memilih-milih mana
yang baik, mana yang jelek. Ia juga tidak boleh menukarnya. Kalau ia menukarnya
juga, kedua ekor ternak itu menjadi milik Tuhan dan tak boleh ditebus” (Alkitab
terj. sehari-hari).
Ayat di atas berbicara tentang persepuluhan
dari hasil tani maupun dari ternak (cat.: sesuai konteks kehidupan Israel waktu
itu).
1. Jadi, memberi persepuluhan
BELUMLAH memberi persembahan. Memberi perpuluhan hanyalah MENGEMBALIKAN MILIK
TUHAN (Im. 27:30,32). Sehingga, jika seseorang tidak memberi perpuluhan, ia
MERAMPAS (to rob) milik Tuhan (Mal. 3:8-9).
2. Sebenarnya, semua apa yang kita
miliki adalah DARI TUHAN asalnya. Namun, oleh anugerahNya, Dia memberikan 9/10
untuk kita nikmati, tetapi 1/10 adalah harus dikembalikan kepadaNya. Jadi,
dengan memberi persepuluhan, seseorang mengakui ke-Tuhan-an Allah atas semua
miliknya, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36).
3. Dengan demikian, motivasi dalam
memberi persepuluhan BUKANLAH agar hidup diberkati, tetapi, sekali lagi, untuk
mengembalikan miliknya Tuhan. Masalah berkat, itu adalah urusan Tuhan. Perlu
diingat, jangan hanya menilai berkat Tuhan dari segi materi saja.
Konsep Pedoman Pengajaran GKRI
Disusun oleh: Pdt. Roby Setiawan, Th.D.
4. Menurut Mishna (Maaseroth 1.1)[2], persepuluhan termasuk
juga dengan segala sesuatu yang bisa dimakan dan setiap hal yang tumbuh dari
bumi. Perpuluhan bagi kaum Farisi juga berkaitan dengan setiap bumbu dapur,
misalnya: rempah-rempah seperti selasih, inggu, adas manis dan jintan (Mat.
23:23; Luk. 11:42).
Mengapa persepuluhan diberikan untuk
orang Lewi (terumoth)?
Karena mereka tidak mendapat bagian tanah warisan, tidak
seperti ke-11 suku Israel lainnya (Bil. 18:23b-24), hidup mereka adalah untuk
mengurus Kemah Suci, sesuai dengan ketetapan Tuhan (Bil 18:21). Namun, orang
Lewipun harus memberi perpuluhan mereka kepada Imam Besar (Bil. 18:25-28).
Kemanakah
persepuluhan itu harus dibawa?
Perpuluhan itu dibawa ke rumah Tuhan, tempat di mana umat
mendapatkan ‘makanan rohani’ dan pelayanan para imam (Ul. 12:5-12; Mal. 3:10). Apabila
jarak mereka terlalu jauh dengan Bait Allah, maka hasil bumi itu bisa dijual
dan diuangkan untuk dipersembahkan ke rumah Tuhan guna mendukung kehidupan dan
pelayanan kaum Lewi (Ul. 14:24-25,27).
Kapankah
persepuluhan harus diberikan?
Dalam konteks kehidupan Israel pada waktu itu, persepuluhan
diberikan setiap tahunnya. Lalu, setiap 3 tahun sekali, perpuluhan itu harus
dikumpulkan di pintu-pintu gerbang setiap kota untuk menjadi makanan bagi orang
Lewi, orang asing, anak yatim piatu dan para janda yang hidup di kota-kota
mereka (cat.: jadi ada aspek DIAKONIA-nya, Ul. 14:28-29; bnd. Ul. 26:12-15).
Dalam
konteks sekarang ini, persepuluhan dapat diberikan setelah seseorang
mendapatkan gaji/keuntungan/penghasilannya. Ada orang yang memberikan persepuluhan
setiap bulan sekali, ada pula yang memberikan setiap minggu sekali, bergantung
pada pekerjaan dan bisnisnya.
Di
dalam sejarah, orang-orang Israel pernah melalaikan perintah persepu-luhan ini,
sehingga orang-orang Lewi tidak bisa mencurahkan seluruh perhatian mereka ke
Bait Suci, namun raja Hizkia mereformasi kehidupan agama mereka (2 Taw.
31:4-5,11-12,19). Bandingkan Nehemia 12:44; 13:10-13.
Berikut
ini adalah beberapa hal penting berkenaan dengan persepuluhan:
1. Persepuluhan bukanlah persembahan
buah sulung dari panen (Amsal 3:9). ‘Buah sulung’ dari panen biasanya yang
terbaik.
2. Di dalam PB, memang tidak banyak
ayat yang berbicara tentang persepuluhan, selain Matius 23:23 dan Luk. 11:42; sehingga
sebagian orang berpikir, bahwa persepuluhan hanyalah berkaitan dengan Torat di PL,
bukan untuk orang Kristen pada masa sekarang. Mereka sering mengutip 2 Kor.
8:1-5,11,13; 9:7 sebagai pengganti dari ajaran persepuluhan.
Konsep Pedoman Pengajaran GKRI
Disusun oleh: Pdt. Roby Setiawan, Th.D.
Sebenarnya, konteks 2 Kor. 8:1-5,11,13;
9:7 adalah hal memberi persembahan untuk jemaat Yerusalem yang sedang mengalami
bencana. Jadi, ayat itu bukanlah untuk persepuluhan!
Prinsip di dalam memberi persembahan
(bukan perpuluhan) adalah:
a.
Menyadari
bahwa memberi persembahan adalah kasih karunia dari Tuhan (8:1,4).
b.
Dengan
rela hati dan dengan sukacita (8:11; 9:7)
c.
Memberi
dari apa yang ada pada seseorang (bukan dengan berhutang, 8:11-12).
d.
Agar
ada keseimbangan, bukan membebani seseorang (8:13).
3. Di PB memang tidak banyak ayat
yang berbicara tentang persepuluhan, karena persepuluhan hanyalah pemberian
MINIMAL dari umat kepada Tuhan. Umat Tuhan seharusnya mempersembahkan TUBUH (yakni:
hidup) mereka kepada Tuhan (Roma 12:1). Jadi, logikanya, jika tubuh saja sudah
bersedia dipersembahkan, apalagi persepuluhan.
Relevansi
& Aplikasinya
1. Cara menghitung persepuluhan
adalah dari penghasilan atau keuntungan bersih seseorang. Jadi, untuk karyawan
adalah 1/10 dari gajinya (setelah dikurangi pajak). Bagi usahawan adalah 1/10
dari keuntungannya (setelah dikurangi ongkos produksi dan biaya pegawai). Bagi
anak-anak yang belum bekerja, 1/10 dari uang sakunya atau dari penerimaan
khusus dari orang lain.
2. Perpuluhan juga diberikan dari
bunga di bank; dari keuntungan bisnis saham dan valas pada jaman sekarang.
3. Dalam konteks pedesaan, persepuluhan
diberikan dari hasil bumi atau ternak mereka.
4. Berkat Tuhan bukan hanya dalam
bentuk uang, tetapi barang-barang tertentu yang dihadiahkan, misalnya: kendaraan
baru, baju baru, komputer baru, HP baru, makanan, dll. Di samping itu,
kesehatan dan waktu/kesempatan adalah berkat Tuhan yang luar biasa. Sebenarnya,
kalau mau konsisten, dari semua berkat Tuhan tsb perlu juga diberikan persepuluhannya.
Misalnya: 1/10 dari waktu kita setiap minggunya perlu dibaktikan untuk
melayaniNya.
0 Komentar untuk "P E R S E P U L U H A N"